Suara.com - Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, ketinggian letusan Gunung Kelud, Kamis (13/2) malam, mencapai 17 km sehingga menggangu penerbangan. Karena itu, Kementerian ESDM sudah berkomunikasi dengan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa debu letusan Gunung Api tinggi 17 km sehingga dikoordinasikan dengan BMKG, lapangan-lapangan terbang mana saja yang mesti diwaspadai.
Jero Wacik mengemukakan, sebelum meletus pada Kamis (13/2) malam, Gunung Kelud telah mengeluarkan tanda-tanda alam. Pemerintah sudah sejak jauh hari mewaspadainya dengan meningkatkan status gunung api tersebut menjadi waspada pada 2 Februari lalu.
“Menit by menit sudah kita monitor gunung itu, kegempaannya, ada Gempa Tremor mulai muncul. Tadi malam, Saudara-saudara, kami terus monitor, pukul 21.15 itu status Gunung Kelud ditingkatkan lagi menjadi awas. Ini status yang paling tinggi sudah awas, level IV itu. Nah, persiapan makin intensif,” ungkap Jero Wacik kepada wartawan seusai Rapat Terbatas Kabinet di kantor Presiden, Jakarta, Jumat (14/2) siang, seperti dilansir dari laman Setkab.go.id.
Menurut Jero Wacik, sampai dengan pagi tadi perkembangan erupsi Gunung Kelud mereda. Meski demikian, Jero mengingatkan warga sekitar untuk tetap waspada.
“Jadi para pengungsi saya minta bersabar, jadi jangan buru-buru. Saya dengar tadi laporan, sudah ada yang pengen kembali ke rumahnya, waspada tetap, ikuti arahan-arahan dari Pusat Vulkanologi, BNPB yang ada di Jawa Timur. Jadi jangan dulu buru-buru dengan begitu saja mau pulang ke desanya, waspada, toh pengungsian sudah disiapkan semua,” pesan Jero Wacik.