"Setelah itu, semua orang berpendapat aku lebih baik mempertahankan ekor ini. Menurut keluargaku, dengan sakitnya aku saat itu, maka artinya ekorku ini adalah memang pertanda orang suci," sambungnya.
Keberadaan ekor itu sendiri bukanlah sesuatu yang benar-benar mengenakkan bagi Oraon. Anak-anak senantiasa mengejek ekornya itu. Apalagi, kendati sudah terkenal, Oraon hanya tinggal di gubuk sederhananya, serta masih belum mampu mewujudkan mimpi memiliki kuil sendiri.
Yang pahit lagi, Oraon sebelumnya sudah ditolak oleh lebih dari 20 orang wanita. Sampai akhirnya dia bertemu istrinya saat ini, Maino, yang juga mengaku tak benar-benar bahagia meski hidup bersama seorang "titisan dewa".
"Dia tidak berpenampilan baik. Ayah dan ibuku meninggal saat aku masih lebih muda. Lalu saudara-saudaraku menginginkan aku segera menikah, jadi saya akhirnya harus berkompromi (dengan perasaan)," ucap sang istri pula, seperti dikutip Mirror.
Oraon sendiri bukanlah kasus pertama adanya sosok yang dianggap sebagai titisan Hanoman di India. Sebelumnya, Arshid Ali Khan, seorang bocah berusia 12 tahun di Chandigarh, juga memiliki ekor sepanjang sekitar 17,8 cm.
Sebagaimana juga Oraon, Ali Khan pun dipuja sebagai titisan Hanoman, serta memiliki pengikut setia yang menamainya "Balaji". Bocah ini pun tidak menginginkan ekornya dioperasi, kendati sudah diingatkan soal risiko infeksi pada tubuhnya.
"Saya menyukai ekorku. Ini adalah hadiah dari Dewa. Ini tidak normal, tapi orang-orang menghormatiku dan menunduk di depanku karenanya. Aku merasa spesial," tuturnya, seperti ditulis The Sun.
Menurut sebuah studi yang dilakokan oleh People's Journal of Scientifc Research, setidaknya sampai saat ini sudah ada 40 kasus keberadaan manusia berekor yang dilaporkan. (Huffington Post)