Suara.com - Olimpiade Musim Dingin ke-22 yang tahun ini digelar di Sochi, Rusia, resmi dibuka dalam rangkaian acara meriah yang tepatnya digelar Jumat (7/2) malam mulai pukul 20.14 waktu setempat, atau menjelang Sabtu dinihari WIB. Momen yang oleh pihak Rusia sekaligus digunakan untuk menyatakan dukungan mereka pada keberagaman alias pluralisme.
Dihiasi permainan cahaya, lampu-lampu yang membentuk simbol dan gambar, barisan pembentuk bermacam konfigurasi, tari-tarian serta performa musik, koor, parade kontingen, hingga penyalaan kaldron dan pertunjukan kembang api warna-warni, rangkaian acara bisa dikatakan berjalan mulus dan memukau. Hanya sempat terjadi sedikit kendala ketika rangkaian lampu hias berbentuk cincin logo Olimpiade gagal membuka (menyala) semuanya, hingga sesi itu pun harus dilewati.
Sejumlah idola dan tokoh Rusia pun tampil di acara ini, mulai dari konduktor dan pemain biola hebat, duo penyanyi lesbian Tatu, para penari dan penyanyi hasil audisi, hingga para bintang olahraga dan kosmonot. Sergei Krikalev, kosmonot Rusia yang sudah menghabiskan waktu di angkasa lebih dari siapa pun di bumi ini, tampil membawa bendera Rusia.
Lantas, saat kontingen Rusia muncul di Stadion Fisht tersebut, lagu kondang "Not Gonna Get Us" milik Tatu pun disajikan berpadu dengan "We Will Rock You"-nya Queen, membuat publik di stadion berkapasitas 40.000 orang itu bersorak gemuruh. Sesi favorit lainnya adalah ketika para bintag balet Rusia menari Waltz dengan indahnya, dibarengi konfigurasi raksasa yang menggambarkan karya besar Leo Tolstoy, "War and Peace".
Dalam sesi yang sedikit lebih formal, Ketua Panitia Pelaksana Sochi 2014, Dmitri Chernyshenko, menyatakan dalam pidatonya bahwa "masyarakat Rusia kini berada di jantung impian yang menjadi kenyataan".
"Olimpiade di Sochi adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kepada dunia hal-hal terbaik yang dimiliki dan dibanggakan Rusia," ujarnya. "Keramahan kita, pencapaian kita, Rusia kita!" sambungnya segera.
Sementara, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, menyampaikan terima kasihnya kepada tuan rumah sekaligus para sukarelawan, karena telah menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin ini.
"Olahraga Olimpiade mempersatukan orang," katanya. "Olimpiade senantiasa mengenai jembatan yang dibangun untuk menyatukan semua orang," tambahnya.
"Olimpiade tidak pernah berhubungan dengan dinding-dinding pemisah," sambung Bach. "Olimpiade adalah sebuah festival olahraga yang mendukung keberagaman manusia dalam persatuan luar biasa," tandasnya.
Hingga akhirnya, tiba giliran Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang disebut didampingi tak kurang dari 40 pemimpin dunia, melakukan pembukaan resmi ajang festival olahraga tersebut.
"(Dengan ini) Saya nyatakan Olimpade ini dibuka," ucap Putin singkat di hadapan puluhan ribu orang.
Penyalaan api kaldron sendiri, yang menjdi puncak acara sebelum diiringi nyala kembang api warna-warni, dimulai oleh masuknya Maria Sharapova membawa obor api tersebut ke dalam stadion. Tugas sang petenis kondang lantas disambung oleh pelompat galah pemegang rekor, Yelena Isinbaeva; lalu legenda gulat Alex Karelin; serta kemudian oleh mantan pesenam yang kini jadi anggota parlemen, Alina Kabayeva.
Terakhir, pasangan yang mendapat kehormatan membawa obor untuk menyalakan kaldron adalah juara figure skating Irina Rodnina, bersama mantan pemain hoki es terkenal Vladislav Tretiak. Dasar kaldron disulut, api menjalar cepat, hingga akhirnya kaldron berdesain minimalis itu pun menyala, diiringi permainan kembang api spektakuler di angkasa. Maka, Sochi 2014 yang diwarnai oleh berbagai isu kontroversial itu pun resmi dibuka. (ABC)