Suara.com - Jakarta, Ketua Panitia Parlemen Muda Indonesia 2014, Andhyta Firselly Utami, mengingatkan pentingnya peranan anak muda untuk peka terhadap politik.
“Untuk membuat perubahan, anak muda memiliki pilihan untuk tidak hanya melakukan kritik namun juga masuk ke lingkaran birokrasi dan membuat perubahan kebijakan secara sistemik,” kata di Jakarta, baru-baru ini.
Andhyta menambahkan Indonesia saat ini akrab dengan istilah bonus demografi karena jumlah populasi orang muda yang cukup tinggi.
"Saya berharap, pemuda kita tidak hanya sekedar menang dalam jumlah, namun juga memiliki kualitas yang mumpuni. Indonesia sangat membutuhkan pemuda yang berkualitas untuk bisa menginspirasi sesamanya melakukan hal positif. Saya sangat berharap agar para APM ketika kembali ke daerah mereka masing-masing bisa menjadi role model bagi para pemuda lain yang belum terlalu memiliki ketertarikan dengan isu sosial politik,” tutur Andhyta.
Anggota Parlemen Muda perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Paulus Ronald Bogar, menuturkan pentingnya anak muda untuk menjadi bagian dari perubahan.
“Ibu saya pernah bertutur bahwa saya harus ikut bertanggung jawab apabila saya sesuatu yang buruk terjadi dan saya mengetahui hal tersebut. Saya sangat tersentuh ketika dalam persidangan para APM membahas tentang kehancuran hutan Indonesia. Hal itu begitu membekas di hati saya, dan membuat saya berkomitmen untuk bisa menjadi seorang pembuat perubahan,” katanya.
Selama sepekan, para Anggota Parlemen Muda melakukan berbagai kegiatan bersama di Museum Nasional, Jakarta. Kegiatan mereka, antara lain mengikuti acara temu pemimpin, mendapatkan pengembangan kapasitas dalam bidang advokasi, dan bersidang untuk menghasilkan Deklarasi Pemuda Indonesia.