Liputan Khas

KHAS adalah sajian beragam artikel dengan topik-topik menarik hasil liputan khusus/khas dari tim redaksi Suara.com.

Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian

Erick Tanjung
Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian
Ilustrasi--Warga yang baru kembali dari mudik lebaran di Terminal Kalideres, Jakarta. (Suara.com/Faqih)

Faktor orang berbondong-bondong ke kota besar, terutama Jakarta adalah penghasilan mereka di daerah semakin tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup.

Suara.com - Pendatang baru ke Jakarta diprediksi turun usai lebaran tahun ini. Namun ibu kota tetap jadi magnet perantau. Penghasilan minim di daerah memicu urbanisasi.

BUDI Awaluddin sudah menaksir jumlah pendatang baru yang bakal merantau ke Jakarta pada saat arus balik mudik setelah Hari Raya Idulfitri. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta itu menyebut perantau baru akan tiba bersama dengan kembalinya pemudik ke ibu kota.

"Berdasarkan perhitungan kami sekitar 10 ribu sampai dengan 15 ribu jiwa pendatang baru akan datang ke Jakarta pada musim pascahari raya tahun ini," kata Budi, Jumat (4/4/2025).

Jumlah itu diklaim turun dibanding tahun lalu. Misalnya, pada 2024, perantau baru ke Jakarta saat arus balik Lebaran 16 ribu orang. Adapun 2023 berjumlah 25.918 orang.

Baca Juga: Awas, Tak Lolos Uji Emisi di Jakarta Kena Denda Rp 50 Juta

Namun Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyebut angka 15 ribu yang disebut Budi itu kecil. Ia justru mengeluarkan angka baru.

"Sangat kecil. Mungkin bisa di atas, prediksi kami di atas 50 ribuan," ujar Rano di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (4/4).

Tapi yang pasti, urbanisasi alias warga ramai-ramai ke kota menjadi fenomena yang masih terjadi, dan Jakarta salah satu tujuannya.

Budi punya alasan mengapa jumlah itu diklaim turun. Salah satunya, perkembangan kota-kota besar di Indonesia yang menjadi pilihan mencari pekerjaan warga dari daerah. Menurutnya, Jakarta bukan opsi satu-satunya ketika warga ingin menjadi masyarakat urban.

Selain itu, ada anggapan di masyarakat dari daerah lain bahwa persaingan kerja di Jakarta sudah sangat ketat. Alhasil, mereka berpikir ulang merantau ke Jakarta.

Baca Juga: Perjalanan Thudong ke Borobudur, 38 Bhikkhu Mancanegara Bakal Kunjungi Jakarta Sabtu Ini

Suasana pemudik di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Senin (8/4/2024). (Suara.com/Faqih)
Ilustrasi pemudik di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. (Suara.com/Faqih)

Budi mengimbau pendatang baru tak datang ke Jakarta tanpa persiapan. Jika ingin mengadu nasib, maka harus ada kepastian tempat tinggal dan pekerjaan.