Pasal 284 KUHP
Mengatur tentang perzinaan, yaitu hubungan seksual yang dilakukan oleh seseorang yang sudah menikah dengan orang lain yang bukan pasangannya yang sah.
Pasal 411 UU No. 1 Tahun 2023 tentang KUHP Baru
Mengatur perzinaan sebagai tindak pidana dengan ancaman pidana penjara hingga 1 tahun, tetapi hanya bisa diproses jika ada pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan, misalnya pasangan sah.
Bukti yang Diperlukan di Pengadilan
Untuk membuktikan perselingkuhan di pengadilan, diperlukan bukti yang kuat dan sah secara hukum. Beberapa jenis bukti yang dapat dipertimbangkan antara lain:
- Rekaman Video atau Foto: Menunjukkan pasangan berada dalam situasi intim dengan orang lain.
- Tangkapan Layar Percakapan: Chatting yang menunjukkan hubungan romantis atau seksual.
- Rekaman Audio: Percakapan yang mengindikasikan adanya hubungan terlarang.
- Saksi Mata: Orang yang melihat langsung kejadian perselingkuhan.
Namun, bukti-bukti ini harus didukung oleh saksi atau verifikasi lain untuk menghindari tuduhan rekayasa atau pemalsuan.
Selain itu, Hotman Paris juga menyebut soal kebutuhan saksi-saksi untuk membuktikan apakah sebuah perselingkuhan benar terjadi.
Hotman Paris pun membacakan bunyi undang-undang yang mengatur tentang pembuktian tuduhan selingkuh atau berzina di mata hukum. Salah satunya adalah terdapat saksi yang melihat langsung.
"Saya mau memperjelas di sini bahwa secara hukum berzina itu (terbukti) kalau ada bukti, satu, pengakuan. Pihaknya mengaku. Kemudian ada saksi. Bahkan dalam Islam, minimum 4 saksi," jelas Hotman.
Baca Juga: Hotman Paris Ingatkan Beratnya Buktikan Perselingkuhan di Mata Hukum, Gak Sekadar Sering Chatting!
Paula Verhoeven sendiri merasa dirugikan atas putusan hakim yang menyebutkan adanya orang ketiga sebagai penyebab perceraiannya dengan Baim Wong. Oleh karena itu, Paula Verhoeven mengadukan perkara ini ke Komisi Yudisial (KY).