Baru kemudian di tahun 1962, dua program studi gabungan tersebut dipecah berdasar UU No. 22 Tahun 1961 menjadi Bagian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi.
Geodesi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni Geodesy. Kata tersebut terdiri dari Geo (bumi) dan Daisia/Daiein (membagi). Jadi arti kata geodesi adalah membagi bumi.
IAG (International Association Of Geodesy, 1979) menjelaskan bahwa disiplin ilmu Teknik Geodesi mempelajari tentang cara mengukur dan memetakan Bumi serta benda langit lain, termasuk gravitasinya, dalam bentuk tiga dimensi yang bisa berubah dari waktu ke waktu.
Mahasiswa Teknik Geodesi biasanya mempelajari berbagai bidang, seperti survei dan pemetaan di darat, pemetaan di laut (hidrografi), geoinformatika, pengelolaan tanah dan properti, manajemen wilayah perbatasan, serta fotogrametri dan penginderaan jauh. Oleh karena itu, Geodesi dikenal sebagai ilmu yang berkaitan dengan pengukuran dan pembuatan peta.
Mahasiswa Geodesi pun perlu memahami cara mengumpulkan data, mengolahnya, menyajikannya, menganalisisnya, hingga menggunakannya untuk mengambil keputusan dalam dunia kerja. Untuk mendukung semua itu, mahasiswa geodesi sebaiknya suka berhitung dan menganalisis, tertarik mengolah data dengan komputer, serta senang bekerja di lapangan.
Menurut situs resmi Geodesi UGM, lulusan Teknik Geodesi bisa bekerja di berbagai bidang. Di antaranya di lembaga pemerintahan, BUMN, industri swasta, perusahaan kontraktor bangunan, hingga menjadi dosen.