"Mas Dono adalah ciri orang Jenius. Orang jenius macak lawak untuk memberi kritik sosial kemasyarakatan dan hiburan untuk masyarakat," puji yang lain.
Profil Dono Warkop
Dono lahir di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, pada 30 September 1951. Karier Dono di dunia hiburan dimulai saat ia bergabung dengan kelompok lawak Warkop (Warung Kopi) di akhir tahun 1970-an.
Bersama Kasino dan Indro, Warkop awalnya hanya tampil di radio Prambors dengan nama Warkop Prambors, sebelum akhirnya merambah ke dunia film dan televisi dengan nama Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro). Ciri khas Dono di layar lebar adalah karakter lugu, culun, dan polos, yang menjadi sumber tawa penonton.
Berbeda dengan karakternya di layar lebar, sejak muda Dono dikenal sebagai sosok yang cerdas. Dono menempuh pendidikan tinggi di Universitas Indonesia (UI) dan mengambil jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UI).
Tak hanya sekadar kuliah, Dono juga menjadi dosen di kampusnya sendiri. Ia sempat mengajar sosiologi di FISIP UI, menjadikannya salah satu dari sedikit komedian Indonesia yang juga memiliki latar belakang akademik kuat. Kepandaiannya inilah yang sering kali tercermin dalam gaya humornya yang cerdas dan sarat kritik sosial.
Di luar dunia hiburan, Dono sering menyempatkan diri untuk menjadi penulis lepas di beberapa media cetak dan juga menjadi dosen tamu dalam beberapa kuliah umum. Ia juga melanjutkan hobinya sebagai pembuat karikatur serta menulis novel.
Sampai akhir hayatnya pada tahun 2001, Dono telah menulis sebanyak lima novel. Novel terakhirnya, yang berjudul Senggol Kiri Senggol Kanan, baru diterbitkan pada tahun 2009.
Perihal kehidupan personal, Dono menikah dengan Titi Kusumawardhani pada tahun 1977 dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono, dan Satrio Sarwo Trengginas.
Titi meninggal dunia pada tahun 1999 karena penyakit kanker payudara. Tak berselang lama, yakni pada 2001 Dono menyusul sang istri. Kesehatan Dono terus menurun setelah didiagnosis menderita penyakit radang paru-paru serta tumor.
Baca Juga: Video Lawas Wawancara Mendiang Dono Warkop, Gaya Bicara Disorot: Aura Intelektual