Infografis
Suara.com - Kolaborasi antara industri fashion dan warisan budaya populer bukanlah sebuah hal baru. Namun, ketika dua ikon yang sangat berbeda secara karakter bertemu dalam satu produk, hasilnya tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga menciptakan ruang baru untuk ekspresi diri.
Salah satu contoh menarik dari pertemuan dua dunia tersebut adalah dunia mode kontemporer dan fiksi ilmiah klasik itu adalah koleksi kolaboratif New Era X Transformers G1 yang kini hadir di Indonesia.
Transformers, sebagai waralaba fiksi ilmiah yang telah mendunia sejak era 1980-an, telah lama melekat dalam memori kolektif lintas generasi. Karakter sentral seperti Optimus Prime tidak hanya dikenal sebagai pemimpin para Autobots, tetapi juga sebagai simbol kekuatan, integritas, dan perubahan.
Dalam kolaborasi ini, nilai-nilai tersebut tidak dihadirkan secara literal, melainkan diinterpretasikan ulang dalam bahasa desain kontemporer khas New Era, sebuah merek yang dikenal akan siluet topi ikoniknya dan kedekatannya dengan budaya urban.
Salah satu hal yang menarik perhatian dalam kolaborasi ini adalah bagaimana karakter fiksi bisa diolah menjadi elemen desain yang tetap mempertahankan kesan elegan.
Skema warna hitam dan emas, misalnya, dipilih bukan semata-mata untuk menciptakan kesan mewah, tetapi juga sebagai representasi visual dari kekuatan dan prestise.
Sementara warna hitam solid mencerminkan karakter abadi dan universal dari koleksi ini, sedangkan emas digunakan secara selektif untuk menghadirkan nuansa keberanian dan nilai ikonik.
Desain yang ditampilkan pada panel depan topi juga menonjolkan simbol Autobots dan sosok Optimus Prime melalui teknik bordir langsung.
Hal ini memberikan kedalaman tekstur serta memperkuat identitas visual topi sebagai lebih dari sekadar aksesori—melainkan sebagai pernyataan budaya.
Baca Juga: 4 Ide OOTD Youth Look ala Ella MEOVV, Dari Kasual hingga Formal!
Bordir bertuliskan "OPTIMUS PRIME" pada visor menjadi detail tambahan yang menyiratkan narasi heroik, sementara tulisan "TRANSFORMERS" pada bagian belakang memperkuat tema perubahan sebagai inti dari semesta yang diangkat.
