Apa yang Terjadi Usai Paus Meninggal Dunia?

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 22 April 2025 | 11:27 WIB
Apa yang Terjadi Usai Paus Meninggal Dunia?
Paus Fransiskus meninggal dunia. [Getty Image]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat. Vatikan merilis sertifikat kematian yang mengatakan bahwa tutup usia karena menderita stroke.

Stroke yang datang secara mendadak itu membuat Paus Fransiskus koma hingga gagal jantung. Juru bicara Vatikan menyebut paus meninggal dunia pada usia 88 tahun di Casa Santa Marta, dekat Santo Petrus Basilika.

Paus Fransiskus terpilih untuk memimpin umat Katolik dunia pada tahun 2013 lalu. Lantas, apa yang terjadi jika seorang Paus meninggal dunia? Apakah langsung meresmikan penggantinya? Berikut informasinya.

Momen Setelah Paus Meninggal Dunia

Kepergian Paus Fransiskus menandai awal dari babak baru bagi Gereja Katolik. Dunia pun saat ini menyaksikan sebuah peristiwa penting yang akan menentukan arah gereja dengan total umat sebanyak 1,3 miliar itu.

Sebagai Paus pertama dari Amerika Latin, Fransiskus membawa gebrakan besar selama menjabat sebagai Uskup Roma. Ia menempatkan keadilan sosial, isu lingkungan hidup, dan inklusivitas sebagai inti tugasnya.

Setelah kepergiannya, perhatian dunia tertuju pada langkah Gereja berikutnya. Dalam beberapa minggu mendatang, para calon Paus yang baru akan berkumpul di Vatikan untuk menggelar konklaf yang sakral.

Pemungutan suara secara rahasia di Kapel Sistina itu bakal menghadirkan Paus baru yang menggantikan Fransiskus. Sebelum pemilihan, ada beberapa hal lain yang dilakukan usai seorang paus meninggal dunia, melansir akun X @poin_opini.

1. Konfirmasi Kematian
The Camerlengo (Chamberlain of the Holy Roman Church) memanggil nama baptis sang Paus sebanyak tiga kali. Jika tak kunjung menerima respon, Paus dinyatakan wafat.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film tentang Paus Fransiskus, Terbaru Ada Conclave

2. Pemusnahan Cincin
Cincin resmi Paus akan dihancurkan di hadapan para Kardinal (pejabat senior Gereja Katolik) sebagai tanda kekuasaan Paus tersebut berakhir.

3. Bagikan Pengumuman Resmi
Vatikan mengumumkan ke publik soal kematian Paus dengan membunyikan lonceng serta pengibaran bendera setengah tiang di beberapa tempat.

4. Masa Berkabung Selama 9 Hari
Misa-misa atau waktu berkabung diadakan selama 9 hari dan jenazah seorang Paus akan dipajang di Basilika Santo Petrus untuk penghormatan.

5. Proses Pemakaman
Paus kemudian akan dimakamkan yang biasanya di bawah Basilika Santo Petrus dengan tiga lapis peti, yakni dua kayu dan satu timah.

6. Sede Vacante (Takhta Kosong)
Selama takhta kosong, seluruh urusan besar Gereja berhenti. The Camerlengo hanya diperbolehkan untuk menjalankan tugas-tugas rutin saja.

7. Persiapan Konklaf
Kardinal-kardinal akan berkumpul di Roma. Konklaf sendiri dimulai 15–20 hari setelah Paus meninggal dunia. Menurut aturan, hanya kardinal di bawah 80 tahun yang boleh memilih.

8. Konklaf
Pemungutan suara Paus baru dilakukan secara rahasia di Kapel Sistina. Dalam proses ini, dibutuhkan 2-3 suara untuk terpilih. Setelah berhasil dipilih, kardinal perlu memutuskan nama baru.

9. Pengumuman Paus Baru
Kardinal proto-deakon akan mengumumkan “Habemus Papam!” Paus baru bakal muncul dan memberi berkat Urbi et Orbi.

Kandidat Pengganti Paus Fransiskus

Saat ini, sudah muncul sejumlah nama yang dipilih sebagai kandidat kuat untuk menggantikan posisi Paus Fransiskus. Berikut adalah para Kardinal atau pejabat senior Gereja Katolik yang siap memimpin Vatikan.

I. Luis Antonio Tagle
Kardinal Tagle asal Filipina menjadi kandidat utama. Pria berusia 67 tahun ini dikenal sebagai sosok progresif yang dekat dengan Paus Fransiskus dan kerap memimpin Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa.

Tagle juga dikenal memiliki semangat untuk inklusivitas dan evangelisasi. Selain itu, asalnya yang dari kawasan Asia-wilayah dengan pertumbuhan Katolik tercepat- menjadikannya pilihan yang begitu menarik.

II. Pietro Parolin
Kardinal Pietro Parolin adalah Sekretaris Negara Vatikan yang saat ini tengah berusia 70 tahun dan berasal dari Italia. Sosoknya tersebut dianggap mempunyai peranan penting dalam diplomasi internasional.

Salah satunya, hubungan sensitif yang terjadi dengan pihak China dan Timur Tengah. Kardinal Parolin dianggap sebagai sosok moderat yang dapat menjadi sebuah jembatan antara reformasi dan stabilitas.

III. Peter Turkson
Kardinal Turkson berusia 76 tahun asal Ghana dikenal karena kepeduliannya terhadap keadilan sosial. Sebelumnya, ia pernah menjalani aktivitas sebagai seorang Kepala Dikastri untuk Pengembangan Manusia.

Ia juga vokal dalam isu perubahan iklim, kemiskinan, serta keadilan ekonomi. Jika terpilih, Kardinal Turkson akan menjadi paus Afrika pertama dalam lebih dari 1.500 tahun, sejak Paus Gelasius pada abad ke-5.

IV. Peter Erd
Kardinal Erd kandidat konservatif terkemuka asal Hungaria yang berusia 72 tahun. Ia adalah ahli hukum kanon dan pernah memimpin Dewan Konferensi Uskup Eropa. Ia menawarkan kesinambungan teologis bagi siapapun yang rindu Yohanes Paulus II.

V. Angelo Scola
Meski usianya sudah menginjak 82 tahun, namun Kardinal Angelo Scola asal Italia tetap masuk bursa pencalonan. Ia merupakan mantan Uskup Agung Milan yang juga pernah menjadi kandidat kuat dalam konklaf 2013.

Pandangannya yang tradisional menjadikan sosok Kardinal Scola harapan terakhir bagi para kaum konservatif. Walapun faktor usia yang tidak lagi muda, namun hal ini tak dijadikan sebagai hambatan utama.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI