Suara.com - Memasuki akhir pekan, harga emas global dan lokal masih menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Hal ini salah satunya didorong oleh aksi borong emas dari bank sentral dunia serta beberapa faktor lain. Lantas kenapa harga emas naik terus? Ketahui pula harga terbaru akhir pekan ini.
Menurut informasi yang dihimpun dari situs resmi PT Pegadaian, harga emas batangan dari beberapa merek terpantau cenderung mengalami penurunan pada, Sabtu, 19 April 2025. Harga emas Antam ukuran satu gram dibanderol Rp1.965.000. Penurunan juga terjadi pada emas UBS, yang saat dipatok Rp 1.993.000 per gram.
Meskipun mengalami penurunan, namun harga emas ini termasuk masih tinggi. Momen ini sekaligus dimanfaatkan oleh investor atau kolektor emas untuk melakukan pembelian atau penjualan. Akan tetapi, tetap disarankan agar calon pembeli memperhatikan tren harga serta melakukan analisa terkait kebutuhan jangka panjang sebelum melakukan transaksi.
Bagi masyarakat yang ingin menjual kembali (buyback) kolekso emas Antam, perlu diingat bahwa untuk transaksi dengan nilai di atas Rp 10 juta, mak akan dikenakan pajak penghasilan (PPh) 22 sebesar 1,5 persen dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Tanpa NPWP, maka tarif pajaknya akan jauh lebih tinggi.
Penyebab Harga Emas Naik
Sebenarnya, ada beragam faktor yang mempengaruhi harga emas naik, berikut diantaranya:
1. Tarif yang ditetapkan oleh Trump
Melansir Financial Express, salah satu hal yang menyebabkan harga emas naik yakni karena pengumuman tarif Trump. Dimana ia membuat kebijakan tinggi dalam ekonomi global dan meningkatkan risiko resesi, terutama untuk Amerika Serikat (AS) sendiri.
Tak sampai disitu, memburuknya konflik perdagangan antara AS dan China juga membuat mbanyak orang memilih untuk membeli emas. Di tengah ketidakpastian dan risiko global, emas dianggap jadi aset yang paling dicari. Hal ini kemudian diyakini menjadi alasan mengapa harga emas terus naik.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Melonjak Hari Ini, di Atas Rp2 Juta per Gram
Emas memang menjadi salah satu kelas aset paling disukai dalam 2–3 tahun terakhir oleh bank sentral, industri, dana yang diperdagangkan di bursa global, hingga banyak investor. Tak hanya itu, beberapa analis memprakirakan jika saat harga emas mengalami kenaikan yang cukup tinggi, maka ada kemungkinan timbulnya aksi ambil untung secara berkala.