Penjelasan lebih teknis datang dari akun @made**** yang menulis, “Buat yang belum paham, ‘lorem ipsum’ adalah teks dummy yang biasa digunakan dalam desain grafis atau penerbitan untuk mengisi ruang sementara sebelum konten sebenarnya dimasukkan. Jadi, jika itu muncul di tugu, berarti seharusnya diganti dengan teks resmi, tapi lupa atau belum dilakukan.”
Sejarah Singkat Teks "Lorem Ipsum"
Menariknya, teks yang kerap dianggap tidak bermakna ini ternyata memiliki sejarah panjang. Berdasarkan penelusuran yang dikutip dari Cidepolitan, Lorem ipsum berasal dari tulisan filsuf dan sastrawan Romawi Marcus Tullius Cicero, yang hidup sekitar abad ke-1 sebelum masehi.
Seorang profesor Latin bernama Richard McClintock dari Hampden-Sydney College di Virginia, AS, menemukan bahwa kalimat-kalimat dalam Lorem ipsum diambil dari bagian buku Cicero yang berjudul de Finibus Bonorum et Malorum (The Extremes of Good and Evil).
Meskipun sudah tidak bermakna secara langsung karena telah dipotong-potong dan dimodifikasi, susunan huruf dan kata-kata dalam Lorem ipsum dianggap ideal untuk menggambarkan bagaimana suatu desain teks akan terlihat dalam produk cetak atau digital.
Tugu yang Akhirnya Dibungkus Total
Setelah keramaian di media sosial, muncul unggahan terbaru dari netizen bernama @rasjawa yang memperlihatkan kondisi terkini tugu Titik Nol tersebut.
“Penampakan Tugu Titik Nol IKN hari ini, dikirim temen yang kerja di sana yg waktu itu saya ceritain. Dibungkus total, gaesss,” tulisnya, menyertai foto yang menunjukkan tugu tersebut sudah ditutup rapat, entah untuk perbaikan, penggantian tulisan, atau sekadar meredam perhatian.
Kejadian ini seolah menjadi gambaran nyata bagaimana detail kecil bisa berdampak besar, apalagi dalam proyek monumental seperti pembangunan Ibu Kota Negara baru.
Baca Juga: CEK FAKTA: Budi Arie Bakal Kembalikan Dana Haji yang Dipakai IKN Rp 700 Triliun, Benarkah?
Tugu Titik Nol semestinya menjadi simbol permulaan dan semangat baru. Namun alih-alih menginspirasi, keberadaan teks Lorem ipsum malah menimbulkan tanya, bahkan tawa.