Salah satu bisnis yang cukup terkenal yang dibangun olehnya ialah PT Titis Sampurna yang bergerak di bidang pengelolaan gas. Bahkan, perusahaan ini tercatat sebagai 20 badan usaha gas yang sudah memiliki infrastruktur di Indonesia pada tahun 1997 lalu.
Namun, sebagai pemilik Mardigu pun memilih untuk menjual perusahaannya di tahun 2016 tersebut.
Seolah tak lekang oleh waktu, Mardigu kembali membangun bisnis lain yaitu bisnis cryptocurrency bernama Cyronium yang beken di tahun 2018 silam. Bisnisnya ini bahkan disebut sebagai Bitcoin-nya Indonesia dan perusahaan ini sempat direncanakan akan didaftarkan ke Bappebti agar bisa masuk bursa berjangka.
Ia juga membangun bisnis fintech crowdfunding bernama PT Santara Daya Inspiratama di tahun 2019. Saat ini, perusahaan tersebut sudah menjadi equity crowdfunding yang mendapatkan izin resmi dari OJK. Namun di tahun 2020, posisi Mardigu sebagai CEO digantikan oleh Avesena Reza.
Bisnis lain yang juga dimiliki oleh Mardigu ialah Dinaran.id yang bergerak di bidang jual beli emas. Bisnis ini pun menjadi salah satu bisnis andalannya yang kini masih eksis di mata para investor dan masyarakat yang ingin berinvestasi emas.
Sebagai pebisnis ulung, ada beberapa perusahaan lain yang juga dikelola oleh Mardigu, seperti Laksel Eps Technologies Pte Ltd yang berbasis di Singapura sebagai perusahaan kontraktor minyak dan gas. Ia juga memiliki bisnis pelatihan bagi masyaarkat bernama Sekolahkonglomerat.com serta PT Narapatih Inspiratama yang bergerak di bidang konsultan bisnis.
Mardigu juga membangun bisnis di bidang properti bernama PT Empora Gaharu yang mengelola hotel Kyriad Arra Hotel Cepu, Jawa Tengah.
Eksistensinya di dunia bisnis pun diharapkan bisa memberikan pengaruh besar terhadap BUMD seperti BJB agar bisa memberikan dampak besar bagi pendapatan daerah Provinsi Jawa Barat.
Kontributor : Dea Nabila
Baca Juga: Hargai Proses Hukum, Golkar Serahkan Kasus Dugaan Korupsi Bank BJB yang Menjerat RK ke KPK