Suara.com - Di balik tren bank digital, ada perubahan besar dalam perilaku generasi muda terhadap uang. Anak-anak muda kini tumbuh di tengah maraknya e-wallet, transaksi QR, dan investasi ritel berbasis aplikasi. Mereka butuh solusi finansial yang serba cepat, transparan, dan bisa dikustomisasi sesuai gaya hidup.
Di sinilah bank digital hadir sebagai jawaban. Tanpa kantor fisik, tanpa antrean, tanpa formulir ribet. Semua dilakukan lewat ponsel pintar: buka rekening dalam hitungan menit, lacak pengeluaran real-time, dan kelola anggaran pribadi lewat fitur-fitur otomatis. Bagi generasi yang serba instan, bank digital bukan sekadar alternatif, tapi kebutuhan.
Salah satu pemain yang mencuri perhatian di lanskap ini adalah Krom Bank, bank digital yang mencoba menjawab satu kebutuhan penting generasi muda: kemandirian finansial dengan kendali penuh di tangan mereka sendiri.
Mengapa Kemandirian Finansial Penting Bagi Generasi Muda?
Menurut data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dirilis oleh OJK, tingkat inklusi keuangan Indonesia mencapai 85,10%, sementara literasi keuangan baru di angka 49,68%. Ini berarti banyak orang yang sudah memiliki akses ke layanan keuangan, tetapi belum paham bagaimana menggunakannya secara bijak dan strategis.
Bagi generasi muda, kemandirian finansial bukan hanya soal bisa menghasilkan uang, tetapi juga mengelola, merencanakan, dan memanfaatkannya dengan penuh kesadaran. Dalam konteks ini, bank digital berperan lebih dari sekadar penyedia layanan — karena mereka menjadi alat belajar yang praktis dan personal.
Bank Digital di Indonesia: Pasar yang Tumbuh Cepat
Pertumbuhan pengguna bank digital di Indonesia menunjukkan tren yang sangat menjanjikan. Laporan DailySocial dan Jakpat 2023 mencatat bahwa: 62% dari responden Gen Z dan milenial menggunakan layanan bank digital sebagai rekening utama mereka.
Alasan utama mereka adalah kemudahan akses (81%), tanpa biaya administrasi (69%), dan fitur budgeting otomatis (42%).
Dan tahun 2024 menjadi momentum penting bagi industri perbankan digital di Indonesia, dengan mayoritas bank digital mencatatkan kinerja positif, setidaknya hingga kuartal III.