Inilah Warna Liturgi Jumat Agung dan Makna Mendalam di Baliknya

Minggu, 13 April 2025 | 16:36 WIB
Inilah Warna Liturgi Jumat Agung dan Makna Mendalam di Baliknya
Warna Liturgi Jumat Agung (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Liturgi Jumat Agung adalah aktivitas peribadatan untuk memperingati penyaliban Yesus Kristus. Ibadah liturgi Jumat Agung terdiri atas tiga bagian yaitu liturgi sabda, penghormatan salib, dan kumini. Selama misa liturgi Jumat Agung, umat katolik akan naik ke dekat altar untuk membungkuk dan mencium salib.

Tradisi tersebut merupakan simbol menghormati pengorbanan besar Yesus saat dikayu salib. Dalam beberapa segi atau level spiritual, Jumat Agung juga dimaknai sebagai hari kesedihan serta penebusan dosa.

Warna Liturgi Jumat Agung

Pada hari peringatan Jumat Agung, ada warna khusus untuk memperingati Jumat Agung. Warna liturgi Jumat Agung ini merupakan symbol penting dalam peringatan kematian Yesus kristus. Warna yang ada dalam peringatan Jumat Agung bukanlah warna acak melainkan memiliki kaitan dengan rohani.

Warna Liturgi Jumat Agung yang dipilih adalah warna-warna khusus dan dikenakan pada pakaian dan perlengkapan liturgi. Adapun perlengkapan liturgi antara lain kasula imam, kain altar, dan dekorasi gereja. Pemilihan warna juga disesuaikan dengan kalender liturgi dalam gereja.

Warna liturgi Jumat Agung dalam gereja Katolik adalah merah. Pemilihan warna merah karena merah diyakini sebagai simbol darah dan pengorbanan. Warna merah juga melambangkan kasih yang rela berkorban karena Yesus menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan manusia. Warna merah akan dipakai selama ibadah Jumat Agung dan selama Pekan Suci Paskah.

Tidak hanya dipakai pendeta gereja dan umatnya, warna merah juga menghiasi altar dan ruang ibadah. Namun penting untuk diketahui bahwa pada peringatan Jumat Agung, altar peribadatan akan dibiarkan kosong sebagai tanda duka.

Liturgi Sabda

Telah diungkapkan di atas, pada hari peringatan Jumat Agung, akan dilaksanakan ibadah liturgi Jumat Agung yang terdiri atas tiga bagian yaitu liturgi sabda, penghormatan salib, dan kumini. Mengutip kas.or.id, berikut Salinan bacaaan pertama Liturgi Sabda (Yes. 52:13-53:12).

“Ia ditikam karena kejahatan kita.”

Beginilah firman Tuhan, “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil! Ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan! Seperti banyak orang tertegun melihat dia – rupanya begitu buruk, tidak seperti manusia lagi, dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi, – demikianlah ia membuat tercengang banyak bangsa, dan raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia! Sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. Maka mereka berkata: Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk hamba Yahwe tumbuh di hadapan Tuhan, dan sebagai tunas ia muncul dari tanah kering. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan, dan biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Ia tidak tampan, dan semarak pun tidak ada padanya, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang dia; dan rupanya pun tidak menarik, sehingga kita tidak terangsang untuk menginginkannya. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Sesungguhnya dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan waktu mati ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan, dan tipu tidak ada di dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan, dan apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman, Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Ini semua sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara para pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang, dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

Baca Juga: Siap-Siap Healing! Ini Jadwal Libur Paskah 2025 dan Potensi Cuti Tambahan

Demikianlah Sabda Tuhan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI