“Olahraga dan makan itu biasa saja, tidak perlu dibatasi secara berlebihan. Kalau misalnya makan nasi padang, ya silakan saja selama tidak berlebihan. Yang penting tetap seimbang,” tambahnya.
Program bayi tabung sendiri memakan waktu antara sembilan hingga 12 hari sejak tahap awal konsultasi hingga proses pematangan sel telur.
Setelah telur matang, akan dilakukan pengambilan melalui prosedur dengan panduan USG. Kemudian, sel telur disimpan selama tiga hingga lima hari sebelum dimasukkan kembali ke dalam rahim calon ibu.
Prosedur pemasukan sel telur ke dalam rahim dilakukan tanpa pembiusan, namun tetap dengan pengawasan dokter dan perawat.
“Totalnya bisa mencapai dua sampai tiga minggu tergantung respon tubuh calon ibu terhadap stimulasi hormon,” jelas Hadi.
Data dari Indonesian Reproductive Science Network (IRSN) tahun 2024 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan program bayi tabung di Indonesia rata-rata mencapai 35-40 persen pada perempuan berusia di bawah 35 tahun.
Angka ini menurun drastis menjadi sekitar 20 persen pada kelompok usia 38 tahun ke atas, dan bahkan lebih rendah pada usia 42 tahun ke atas.
Dengan semakin tingginya minat pasangan muda terhadap program bayi tabung, edukasi tentang waktu terbaik untuk menjalani prosedur ini menjadi penting. Pemeriksaan dini dan pola hidup sehat juga turut berperan dalam meningkatkan peluang keberhasilan. (antara)