Penyakit-penyakit tersebut dapat menurunkan kualitas sel telur maupun memengaruhi kondisi dinding rahim yang penting untuk proses kehamilan.
Sebelum memutuskan menjalani program bayi tabung, Gita mengimbau agar pasangan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara menyeluruh. Pemeriksaan dimulai dari analisis sperma bagi laki-laki hingga evaluasi organ reproduksi perempuan.
“Idealnya, kalau ingin punya anak, pasangan harus datang bersama. Pemeriksaan laki-laki itu paling mudah, cukup analisis sperma. Sementara itu, perempuan perlu diperiksa lebih lanjut secara bertahap,” kata Gita.
Jangan Asal Diet
Ada satu hal penting yang wajib diperhatikan oleh calon ibu yang sedang menjalani program ini, yakni jangan sembarangan menjalani diet ketat.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari RSAB Harapan Kita Jakarta, Hadi Sjarbaini, mengatakan bahwa pembatasan makanan secara berlebihan justru bisa mengganggu kualitas sel telur yang dibutuhkan dalam proses bayi tabung.
Menurutnya, asupan nutrisi seperti karbohidrat, protein, dan lemak sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan kualitas sel telur dari ovarium.
“Jadi pada ibu atau istrinya itu biasanya kita tidak anjurkan untuk diet,” katanya.
Ia menegaskan, selama mengikuti program bayi tabung, tubuh membutuhkan kalori yang cukup, bukan hanya untuk beraktivitas, tetapi juga untuk mendukung proses biologis yang kompleks.
Jika terlalu banyak berolahraga atau mengurangi makan secara ekstrem, kalori yang seharusnya membangun sel telur justru akan habis terbakar.