Berapa Usia Ideal Perempuan Program Bayi Tabung? Ini Penjelasan Dokter

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 11 April 2025 | 19:44 WIB
Berapa Usia Ideal Perempuan Program Bayi Tabung? Ini Penjelasan Dokter
Ilustrasi bayi tabung. [Dok. Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program bayi tabung menjadi salah satu solusi bagi pasangan yang mengalami kesulitan memiliki keturunan. Namun, kapan batas usia ideal bagi seseorang yang ingin melakukan program bayi tabung?

Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Gita Pratama, mengatakan bahwa peluang keberhasilan prosedur ini sangat bergantung pada usia perempuan, terutama jika dilakukan sebelum usia 35 tahun.

“Keberhasilan bayi tabung itu terbesar adalah di bawah usia 35 tahun. Jadi kalau memang bisa dilakukan sebelum usia tersebut, hasilnya akan jauh lebih baik dibandingkan setelah usia 35, apalagi di atas 40 tahun,” ujar Gita, Jumat (11/4/2025).

Penjelasan ini sejalan dengan hasil penelitian global terkait fertilitas, yang menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas sel telur perempuan mulai menurun signifikan setelah memasuki usia 35 tahun.

Dokter menyarankan pasangan yang ingin menjalani program bayi tabung untuk mempertimbangkan faktor usia secara serius.

“Semakin muda usia seorang perempuan, maka kemungkinan untuk sukses hamil melalui program bayi tabung juga semakin besar. Ini karena kualitas sel telurnya masih sangat baik dan jumlahnya masih mencukupi,” tambahnya.

Meskipun demikian, perempuan yang berusia di atas 35 tahun tetap memiliki kesempatan untuk mengikuti prosedur ini, asalkan masih memiliki cadangan sel telur yang cukup dan masih mengalami menstruasi. Namun, Gita menegaskan bahwa tingkat keberhasilannya akan lebih rendah dibandingkan perempuan yang berusia lebih muda.

Selain faktor usia, keberhasilan program bayi tabung juga ditentukan oleh kondisi kesehatan pasangan, khususnya dari sisi laki-laki.

“Kualitas sperma sangat berperan. Ada sperma yang normal, ada yang kurang, bahkan ada yang nol. Kalau nol, biasanya harus diambil langsung dari testis, dan itu bisa saja kualitasnya tidak optimal,” katanya.

Tak hanya itu, kehadiran penyakit reproduksi wanita seperti endometriosis, adenomiosis, dan polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga dapat mempengaruhi keberhasilan program ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI