Suara.com - Kacamata telah mengalami metamorfosis luar biasa dalam dunia fashion. Dulu hanya dipandang sebagai alat bantu penglihatan yang membosankan dan bahkan terkadang memalukan, kini aksesori ini telah bertransformasi menjadi simbol status dan pernyataan gaya yang dicari-cari. Dalam beberapa dekade terakhir, fungsinya berkembang pesat dari sekadar alat koreksi visual menjadi komponen krusial dalam ekspresi identitas personal yang mencerminkan kepribadian, status sosial, hingga preferensi budaya pemakainya.
Revolusi fashion ini terlihat jelas dari runway Eropa hingga jalanan Seoul—kacamata bukan lagi pilihan terakhir, melainkan sentuhan pertama yang dipertimbangkan dalam membangun penampilan sempurna. Tren kacamata sepanjang sejarah menunjukkan evolusi yang mengagumkan—bermula dari desain konservatif berbingkai hitam tebal era 50-an, berkembang menjadi frame minimalis tahun 90-an, hingga siluet eksperimental dengan warna-warna berani yang kini mendominasi industri fashion global dan media sosial.

Perjalanan desain kacamata sesungguhnya menjadi cermin fascinasi dari transformasi budaya, kemajuan teknologi manufaktur, dan pergeseran nilai estetika masyarakat dari masa ke masa. Setiap era meninggalkan jejak yang kemudian diinterpretasikan ulang oleh generasi berikutnya dengan cara yang segar dan inovatif. Mari kita telusuri perjalanan menarik ini
Era Klasik: Fungsi di Atas Segala-Galanya
Pada awal abad ke-20, kacamata umumnya digunakan murni untuk keperluan medis. Desainnya simpel, dengan frame logam tipis dan bentuk bulat yang netral. Warna-warna yang digunakan pun cenderung gelap dan monoton. Belum banyak pilihan, dan kacamata saat itu belum dipandang sebagai bagian dari gaya berpakaian.
Tahun 50-an hingga 70-an: Awal dari Eksplorasi Gaya
Memasuki era 1950-an hingga 70-an, kacamata mulai berevolusi secara visual. Muncul frame cat-eye untuk wanita dan model aviator untuk pria, yang mencerminkan karakteristik khas era tersebut. Desain menjadi lebih ekspresif, meski masih terbatas pada kalangan tertentu. Selebriti Hollywood kala itu turut memopulerkan kacamata sebagai elemen fesyen, bukan sekadar alat bantu visual.
Era 80-an hingga 90-an: Ekspresi dan Eksperimen
Tren kacamata semakin berani di era 1980-an dan 90-an. Warna-warna cerah, bentuk oversized, serta material plastik mulai mendominasi. Di masa ini, kacamata menjadi simbol budaya pop dan subkultur—dari gaya retro hingga grunge. Brand-brand besar mulai merilis lini kacamata sebagai bagian dari koleksi fesyen mereka.
Baca Juga: Celana Jeans Tak Sekadar Tren: Tips Mencuci Jeans Agar Tetap Awet
Kacamata di Era Modern: Minimalis hingga Futuristik
Memasuki abad ke-21, tren kacamata bergerak ke dua arah yang kontras: minimalis dan futuristik. Bentuk geometris, frame tipis, hingga gaya vintage modern mendominasi rak-rak optik. Teknologi pun ikut berkembang, mulai dari lensa fotokromik hingga material ringan nan fleksibel. Di tengah tren digital, kacamata anti radiasi kini juga semakin populer.
Blue Elephant: Representasi Gaya Kacamata Kontemporer
Salah satu brand yang mencuri perhatian dalam lanskap modern ini adalah Blue Elephant, merek kacamata asal Korea Selatan yang mengusung desain modern klasik dengan sentuhan K-style. Gaya mereka menggabungkan elemen bold dan playful, dengan pendekatan desain yang genderless dan sangat cocok untuk generasi muda berusia 18–30 tahun.
Menjawab antusiasme terhadap gaya hidup yang stylish dan fungsional, Kick Avenue bersama KREAM membawa pengalaman baru bagi konsumen Indonesia lewat pembukaan pop-up store Blue Elephant pertama di Indonesia, tepatnya di Senayan City Mall, Jakarta, sejak 24 Maret 2025. Kehadiran ini menjadi momentum penting dalam memperluas pengaruh tren kacamata Korea di pasar Asia Tenggara.
Dalam menghadirkan Blue Elephant ke Indonesia, Kick Avenue dan KREAM juga mengadopsi pendekatan modern—mulai dari sistem logistik internasional, pembayaran yang praktis, hingga promosi digital yang melibatkan influencer dan selebritas lokal. Strategi ini tak hanya mendorong penetrasi merek, tetapi juga memperkuat pengalaman langsung konsumen terhadap tren kacamata terkini.
Seperti yang dikatakan Andreas Ivan, Head of Marketing and Partnership Kick Avenue, “Melalui kerjasama ini, kami bangga bisa menghadirkan pop-up store Blue Elephant ke Indonesia, memberi kesempatan bagi konsumen lokal untuk merasakan langsung experience produk tanpa harus ke luar negeri.”