Suara.com - Penyanyi legendaris Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis (11/4/2025) malam. Diketahui Titiek telah dirawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta sejak 27 Maret 2025 karena mengalami perdarahan otak.
Namun jauh sebelum memakai nama Titiek Puspa, pelantun "Kupu-Kupu Malam" ini ternyata sempat beberapa kali berganti nama dalam kehidupannya lantaran bolak-balik masuk rumah sakit.
Memang seperti apa ceritanya?
Titiek Puspa yang Sampai Tiga Kali Ganti Nama
Lewat program "Q&A: Titiek Belum Titik" di Metro TV, Titiek Puspa sempat mengungkap perjalanannya sampai kini memiliki nama yang sangat melekat dengan dirinya tersebut.
Titiek rupanya dilahirkan dengan nama Sudarwati, di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan pada 1 November 1937. Titiek merupakan anak dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam.
Namun Titiek sempat mengalami masa kecil yang sulit, sebab harus beberapa kali dirawat di rumah sakit. Sebagaimana kepercayaan banyak orang tua zaman dahulu, anak yang bolak-balik dilarikan ke rumah sakit biasanya karena nama yang kurang tepat.
"Aku tuh keluar masuk rumah sakit dari bayi. Jadi (dilahirkan dengan nama) Sudarwati, sakit ya, terus sudah sembuh, dibawa pulang. Sakit lagi, masuk rumah sakit lagi," ucap Titiek, dilihat pada Jumat (11/4/2025).

Kondisi ini membuat kedua orangtuanya memutuskan untuk mengganti nama Titiek. Namun Titiek harus mengalami situasi ini berulang-ulang, sampai akhirnya dia memiliki nama Sumarti.
Baca Juga: Datang Melayat, Giring Ganesha Mau Bahas Warisan Budaya Titiek Puspa?
"(Namanya diubah) jadi Kadarwati. Udah, sakit, (masuk) rumah sakit lagi, bawa pulang lagi. Terus masih sakit lagi, kembalikan lagi ke rumah sakit, (namanya diganti lagi) jadi Sumarti," tuturnya.
Lantas dari mana nama Titiek Puspa ini didapatkan?
Rupanya hal ini berkaitan dengan larangan kedua orangtuanya untuk Titiek menekuni karier sebagai penyanyi. Padahal Titiek sudah tertarik dengan bidang tarik suara sejak kecil.
"Bapak saya, 'Jangan jadi tukang nyanyi, memalukan keluarga'. Jadi kalau ada orang nyanyi itu (dianggap) memalukan," jelas Titiek.
![Suasana pemakaman Titiek Puspa di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (11/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/11/62177-suasana-pemakaman-titiek-puspa.jpg)
Sampai akhirnya Titiek ingin mengikuti sebuah kompetisi menyanyi tanpa sepengetahuan orangtuanya. Titiek lalu memakai nama samaran, yakni "Titiek Puspo".
Nama ini diambil dari nama panggilannya sehari-hari, yaitu Titiek dari Sumarti, serta Puspo yang merupakan nama sang ayah. Namun pada akhirnya Titiek mengubah nama Puspo tersebut menjadi Puspa.
"Terus aku pakai nama samaran, eh nggak tahunya harus minta surat dari orang tua kalau mau ikut Bintang Radio, ya konangan (ketahuan)," kata Titiek.
Titiek lalu meminta bantuan kepada kakaknya demi membujuk sang ayah. "Aku pengin nyanyi," tegas Titiek saat itu.
Sempat terjadi perdebatan, tetapi Titiek tetap nekat mencoba menjajal peruntungan di dunia tarik suara. Sedangkan terkait nama Titiek Puspa yang dipakainya, rupanya nama tersebut pada akhirnya dimasukkan ke dalam akta kelahirannya.
"Aktanya diubah juga jadi Titiek Puspa, sampai sekarang?" tanya sang pembawa acara.
![Titiek Puspa meninggal dunia. [Dok. Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/10/38586-titiek-puspa.jpg)
"Akhirnya," jawab Titiek.
Sejak itulah nama Titiek Puspa melekat pada sosoknya. Nama ini juga dipakai sebagai nama orkes pengiringnya, Puspa Sari, yang dipimpin sendiri olehnya dan mengiringinya menyanyi di awal karier.
Dengan nama tersebut, karier Titiek membentang selama beberapa dekade. Bahkan warganet menyoroti rentang karier Titiek yang merasakan masa kepemimpinan 8 Presiden Indonesia, mulai dari Soekarno hingga terkini Prabowo Subianto.
Beberapa lagu hits pernah diciptakan dan dinyanyikan oleh Titiek, seperti "Bing", "Apanya Dong", "Gang Kelinci", "Jatuh Cinta", sampai "Marilah Kemari".
Sejumlah film juga sukses dibintangi oleh Titiek, tak terkecuali "Gadis" (1980) di mana dirinya berperan sebagai Titik ibunda Gadis sang tokoh utama. Di film ini pula Dewi Yull bertemu dengan almarhum Ray Sahetapy yang kemudian menjadi suaminya.