Suara.com - Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis (10/4/2025) di RS Medistra Jakarta, dalam usia 87 tahun. Di balik kabar duka ini, terdapat sebuah cerita menarik mengenai perjalanan kariernya.
Rupanya, Titiek Puspa pernah mendapatkan larangan untuk mengenakan rok dari Presiden Soekarno. Lantas, apa sebenarnya yang melatarbelakangi larangan tersebut? Simak penjelasan berikut ini.
Titiek Puspa Dilarang Pakai Rok oleh Soekarno
![Titiek Puspa [instagram/@titiekpuspa_official]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/IpYH4b39fPThIie2uQ27CQf8vGRasAbE.png)
Nama panggung Titiek Puspa ternyata pemberian dari Presiden Soekarno. Pemilik nama asli Sudarwati ini mendapat nama panggung tersebut setelah dia memenangkan kompetisi menyanyi RRI Semarang pada tahun 1950-an.
Penampilan Titiek Puspa menarik perhatian Sjaiful Bachri dari Orkes Simfoni Jakarta, yang kemudian mengajaknya bergabung sebagai penyanyi tetap. Sejak saat itu, Titiek sering tampil di acara kenegaraan, termasuk di Istana Negara.
Soekarno terkesan dengan penampilan dan bakat Titiek. Dalam sebuah kesempatan, Soekarno memanggil Titiek dan memberinya nama panggung baru, yakni Titiek Puspa.
Soekarno menjelaskan bahwa 'Puspa' bermakna bunga yang beraroma wangi, sementara 'Titiek' memiliki kekhasan tersendiri bagi Indonesia. Nama ini bukan sekadar panggilan, melainkan penghargaan atas kecantikan dan keharuman karyanya, serta mencerminkan keunikan sosoknya. Sejak itu, nama Titiek Puspa resmi digunakan.
Titiek Puspa mengenang saat pertama kali dipanggil ke Istana Negara pada tahun 1960, saat usianya 23 tahun. Dia sangat terkejut dengan undangan tersebut.
Undangan itu datang saat Titiek berada di studio RRI. Rupanya, Bung Karno penasaran dengan Titiek Puspa.
Namun ternyata undangan itu disertai syarat khusus, yakni Titiek tidak boleh memakai rok, tetapi harus mengenakan kain tradisional. Dalam waktu singkat, Titiek mengubah penampilannya dengan kebaya dan kain jarit.
Baca Juga: Kesaksian Inul Daratista Lihat Wajah Titiek Puspa Terakhir Kali: Tak Ada Goresan Keriput
"Jadi ya (tampil) seada-adanya, terus sampai di sana (Bung Karno bilang): Oh ya, iki tha Titiek Puspa. Wah, pinter nganggo jarik, sopo sing njariki? (Wah pintar pakai kain jarit, siapa yang memakaikan?)," kata Titiek.