9 Kontroversi Rumah Literasi yang Penuh Kejanggalan: Dikecam Tak Transparan

Ruth Meliana Suara.Com
Kamis, 10 April 2025 | 18:00 WIB
9 Kontroversi Rumah Literasi yang Penuh Kejanggalan: Dikecam Tak Transparan
Logo Rumah Literasi. [X]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rumah Literasi juga pernah membuka program relawan atau unpaid intern (magang tanpa bayaran). Menurut akun tersebut, untuk pekerjaan seperti bagian kreatif hingga dua tahun dan tidak dibayar merupakan sesuatu yang kurang manusiawi.

"Jadi dia buka program relawan setau gue dari 2022-2024. Dia buka banyak posisi, dengan kualifikasi profesional seperti wajib porto untuk creative, batas usia, dan jobdescnya pun berlebihan untuk program relawan dan ini tidak dibayar. Well I was being nice for saying unpaid intern. Masa kerja 2 tahun tapi gak dibayar? Bro thats slavery," tambahnya.

4. Lokasi Rumah Literasi Tak Diketahui

Poin selanjutnya, Rumah Literasi tidak pernah memberi tahu lokasi pasti mereka. Ketika ditanya, mereka hanya menyebutkan nama kota 'Garut'. Hal ini lantas menjadi pertanyaan banyak pihak dan membuatnya janggal.

"Lokasi rumah bacanya? Rahasia negara kayanya, virtually no one knows. Gue ngerti concern dia untuk tidak menyebutkan lokasi secara spesifik. Alasannya mungkin ke privasi karena biasanya rumah baca itu berdekatan dengan pengelola. Tapi dia kan sewa?" tulis @/kuemarj.

"Kalau alasannya untuk mencegah overload, kan bisa pakai sistem booking dulu? Dia punya banyak relawan masa ngurus gini aja gak bisa? Atau ada alasan lain kenapa lokasinya gak disebutin secara terbuka? Maksud gue, mereka bukan komunitas kecil loh. Followersnya di IG udah 50K," sambungnya.

5. Hanya Koleksi Buku Populer dan Mahal

Rumah Literasi juga disebut hanya mengoleksi buku yang populer dan mahal. Akun @/kuemarj bercerita temannya pernah akan mendonasikan buku. Namun, lapak itu tak merespon usai mengetahui ada koleksi buku yang tidak original.

"Dia punya banyak karya Pram termasuk edisi terbarunya lengkap dan buku-buku populer lainnya dengan copy mostly lebih dari 5. Ini anomali sih, karena selama ini gue gak pernah menemukan perpustakaan kecil yang punya copy sebanyak ini and for god knows what reason," beber @/kuemarj.

Baca Juga: Kronologi Rumah Literasi Diduga Selewengkan Dana Donasi

"Kalau beneran suka baca, dia gak akan ngelakuin hal gak penting kayak gini sih. Dibanding memperluas niche bacaannya, dia malah memperbanyak quantity koleksi buku trendy for the sake of engagement?" kritiknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI