Suara.com - Paskah merupakan salah satu perayaan utama yang sangat berarti bagi umat Kristen. Paskah menjadi simbol kebangkitan Yesus Kristus dari kematian sebagai bentuk penebusan atas dosa umat manusia.
Di tahun ini, Hari Paskah jatuh pada tanggal 20 April 2025. Lalu, apa sesungguhnya makna Paskah bagi umat Kristen? Simak uraian lengkapnya berikut!
Pengertian Paskah dan Makna Paskah

Sebelum memahami lebih dalam tentang makna Paskah bagi umat Kristen, penting untuk mengetahui arti dari Paskah itu sendiri. Dikutip dari berbagai referensi, Paskah adalah momen untuk mengenang kebangkitan Yesus Kristus. Peristiwa ini diperingati pada hari ketiga setelah penyaliban-Nya.
Secara tradisional, Paskah dirayakan pada hari Minggu pertama setelah munculnya bulan purnama di awal musim semi. Waktu perayaannya ditentukan berdasarkan perhitungan khusus, menggunakan kalender Gregorian bagi gereja Barat dan kalender Julian untuk gereja Ortodoks. Hari besar ini juga dikenal sebagai Minggu Paskah.
Dalam bahasa Inggris, Paskah disebut Easter. Berdasarkan Easton Bible Dictionary, kata Easter berasal dari bahasa Saxon, Eostre, yang merujuk pada dewi Saxon yang dihormati saat perayaan musim semi.
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Easter berasal dari kata Eostur, Eastur, atau Ostara dalam bahasa Norse yang berarti musim matahari terbit atau masa kelahiran baru. Oleh karena itu, Paskah juga dikaitkan dengan peralihan musim.
Di berbagai negara, penyebutan Paskah berasal dari kata Passover. Misalnya dalam bahasa Prancis disebut Paques, dalam bahasa Spanyol Pascua, dan dalam bahasa Italia Pasqua.
Makna Paskah Bagi Umat Kristen
Makna Paskah bagi umat Kristen sangat mendalam karena berkaitan langsung dengan kemenangan Yesus Kristus atas kematian. Kebangkitan-Nya merupakan lambang dari kehidupan abadi yang dianugerahkan kepada mereka yang percaya kepada-Nya.
Selain itu, makna Paskah juga menegaskan semua ajaran dan pewartaan yang telah Yesus sampaikan selama tiga tahun masa pelayanan-Nya. Seandainya Yesus tidak bangkit, maka Ia hanya akan dianggap sebagai pengajar atau nabi semata. Kebangkitan-Nya adalah bukti nyata dan akhir yang menunjukkan bahwa Ia adalah Putra Allah.
Baca Juga: Rangkaian Jadwal Misa Paskah 2025 di Katedral Jakarta Mulai Minggu Palma
Keempat Injil serta seluruh kitab dalam Perjanjian Baru mencatat kebangkitan ini sebagai inti dari ajaran Kristen. Rasul Paulus menulis, "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga iman kamu." (1 Korintus 15:14)