Suara.com - Ada banyak pendapat yang bertentangan di luar sana tentang bagaimana tubuh bereaksi terhadap kopi, terutama ketika sedang mengalami siklus menstruasi.
Kopi diklaim oleh para ahli dapat menimbulkan efek samping negatif jika dikonsumsi saat periode menstruasi, yakni dapat mengintensifkan gejala sindrom PMS dan nyeri payudara.
Klaim ini berasal dari sebuah studi observasional yang diterbitkan beberapa dekade lalu dan studi soal keterkaitan asupan kafein dan kadar estrogen wanita.
Lalu, apakah benar minum kopi akan membuat gejala PMS lebih buruk dan siklus menstruasi lebih lama?
Dilansir dari laman eatingwell.com pada Rabu (9/4/2025), klaim-klaim ini dibantah oleh ahli kesehatan dan diet, Elizabeth Ward.
![Minum kopi bisa memperpanjang umur. [Dok. Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/26/70952-kopi.jpg)
Berapa Batas Asupan Kafein per Hari?
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyatakan batasan asupan kafein adalah 400 miligram per hari. Jika seseorang minum lebih dari jumlah kafein yang telah disebutkan, ada kemungkinan seseorang mengalami toksisitas kafein.
Para ahli mengatakan konsumsi berlebihan kafein bahkan bisa mematikan. Dapat menyebabkan kesulitan bernapas, agitasi dan kecemasan, detak jantung yang tidak teratur, mual atau muntah, pusing, demam, diare, kejang-kejang, dan otot berkedut.
Kafein Tak Berefek Saat PMS
Baca Juga: Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
Terlepas dari klaim sebelumnya tentang minum kopi saat siklus menstruasi, tidak ada bukti konkret yang menghubungkan asupan kafein dengan gejala menstruasi.