Suara.com - Ketika mendengar kata "kanker payudara", banyak dari kita langsung membayangkan benjolan yang mencurigakan. Namun, tahukah Anda bahwa gejala awal kanker payudara bisa muncul dalam bentuk yang tidak biasa?
Salah satunya seperti perubahan tekstur kulit yang menyerupai kulit jeruk? Meski terdengar sepele, tanda ini bisa menjadi sinyal awal dari kondisi serius yang memerlukan perhatian segera.
Perubahan kulit payudara menjadi kasar, berkerut, atau tampak berlubang-lubang mirip kulit jeruk dalam istilah medis dikenal sebagai peau d’orange. Ini terjadi karena adanya penumpukan cairan akibat penyumbatan pada pembuluh getah bening di bawah kulit.
Tanda ini sering kali diabaikan atau dianggap sebagai iritasi biasa, padahal bisa menjadi gejala dari kanker payudara stadium lanjut. Menurut data Globocan 2022, kanker payudara menjadi jenis kanker terbanyak di Indonesia dengan 66.271 kasus per tahun—dan angka ini terus meningkat.
Yang mengkhawatirkan, banyak pasien datang ke fasilitas kesehatan ketika kanker sudah berada pada stadium lanjut, karena gejala-gejala awal seperti kulit jeruk ini sering tidak dikenali. dr. Bajuadji, SpB (K) Onk, MARS dari Bethsaida Hospital menekankan pentingnya deteksi dini.

"Deteksi dini adalah kunci utama dalam penanganan kanker payudara. Dengan skrining rutin seperti mammografi dan USG payudara, kita dapat menemukan kanker dalam tahap awal sehingga peluang kesembuhan lebih tinggi," jelasnya.
Meskipun penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, ada sejumlah faktor risiko yang memperbesar kemungkinan seseorang terkena penyakit ini, seperti mutasi genetik (BRCA1/BRCA2), usia di atas 50 tahun, gaya hidup tidak sehat, hingga paparan estrogen dalam jangka panjang.
"Paparan estrogen yang tinggi dalam waktu lama, misalnya menstruasi dini, menopause terlambat, terapi hormon jangka panjang juga menjadi faktor risiko kanker payudara," kata dia.
Namun gejala-gejala yang tampak pada tubuh, termasuk perubahan kulit, puting yang tertarik ke dalam, atau keluarnya cairan berwarna dari puting, seharusnya menjadi alarm peringatan yang tidak boleh diabaikan.
Baca Juga: Benarkah Pasien Penyakit Ginjal Kronis Dilarang Makan Buah? Ini Penjelasan Dokter
Selain itu, nyeri yang tidak hilang di area payudara perlu diwaspadai. Jika mengalami gejala ini, segera periksakan diri ke dokter untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.
Diagnosis kanker payudara biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, mammografi, USG, biopsi, hingga MRI untuk mendapatkan gambaran rinci.
Setelah itu, stadium kanker ditentukan dari 0 hingga IV, dengan tingkat kesembuhan yang menurun seiring dengan meningkatnya stadium. Stadium IV, di mana kanker telah menyebar ke organ lain, hanya memiliki tingkat kesembuhan sekitar 20-30%.
"Setiap pasien memiliki kondisi yang unik, sehingga pengobatan kanker harus disesuaikan dengan stadium dan karakteristik penyakitnya. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter spesialis sangat penting untuk menentukan terapi terbaik bagi pasien," tambah dr. Bajuadji.
Jika kanker telah masuk pada stadium IV dan telah menyebar ke organ lain (metastasis) ke organ lainnya seperti paru, hati, tulang, otak dan lainnya, penanganannya biasanya berupa kemoterapi, radiasi, dan pengobatan sesuai kondisi pasien.
Hal ini ditegaskan pula oleh dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, bahwa rumah sakitnya menyediakan layanan lengkap dan terintegrasi dari deteksi dini hingga pengobatan kanker.
Kanker payudara bukanlah akhir dari segalanya. SADARI (periksa payudara sendiri) secara rutin dan perhatian pada tanda-tanda tak biasa seperti perubahan kulit dapat menjadi penyelamat hidup.
Ingatlah, benjolan bukan satu-satunya sinyal bahaya. Terkadang, sebuah “kulit jeruk” di payudara bisa menyelamatkan nyawa jika ditindaklanjuti sejak awal.