'Kulit Jeruk' di Payudara: Tanda Awal Kanker yang Sering Diabaikan

Rabu, 09 April 2025 | 16:50 WIB
'Kulit Jeruk' di Payudara: Tanda Awal Kanker yang Sering Diabaikan
Ilustrasi deteksi dini kanker payudara. (Freepik/wayhomestudio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika mendengar kata "kanker payudara", banyak dari kita langsung membayangkan benjolan yang mencurigakan. Namun, tahukah Anda bahwa gejala awal kanker payudara bisa muncul dalam bentuk yang tidak biasa?

Salah satunya seperti perubahan tekstur kulit yang menyerupai kulit jeruk? Meski terdengar sepele, tanda ini bisa menjadi sinyal awal dari kondisi serius yang memerlukan perhatian segera.

Perubahan kulit payudara menjadi kasar, berkerut, atau tampak berlubang-lubang mirip kulit jeruk dalam istilah medis dikenal sebagai peau d’orange. Ini terjadi karena adanya penumpukan cairan akibat penyumbatan pada pembuluh getah bening di bawah kulit. 

Tanda ini sering kali diabaikan atau dianggap sebagai iritasi biasa, padahal bisa menjadi gejala dari kanker payudara stadium lanjut. Menurut data Globocan 2022, kanker payudara menjadi jenis kanker terbanyak di Indonesia dengan 66.271 kasus per tahun—dan angka ini terus meningkat. 

Yang mengkhawatirkan, banyak pasien datang ke fasilitas kesehatan ketika kanker sudah berada pada stadium lanjut, karena gejala-gejala awal seperti kulit jeruk ini sering tidak dikenali. dr. Bajuadji, SpB (K) Onk, MARS dari Bethsaida Hospital menekankan pentingnya deteksi dini.

Ilustrasi kanker payudara. (Pixabay)
Ilustrasi kanker payudara. (Pixabay)

"Deteksi dini adalah kunci utama dalam penanganan kanker payudara. Dengan skrining rutin seperti mammografi dan USG payudara, kita dapat menemukan kanker dalam tahap awal sehingga peluang kesembuhan lebih tinggi," jelasnya.

Meskipun penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, ada sejumlah faktor risiko yang memperbesar kemungkinan seseorang terkena penyakit ini, seperti mutasi genetik (BRCA1/BRCA2), usia di atas 50 tahun, gaya hidup tidak sehat, hingga paparan estrogen dalam jangka panjang.

"Paparan estrogen yang tinggi dalam waktu lama, misalnya menstruasi dini, menopause terlambat, terapi hormon jangka panjang juga menjadi faktor risiko kanker payudara," kata dia.

Namun gejala-gejala yang tampak pada tubuh, termasuk perubahan kulit, puting yang tertarik ke dalam, atau keluarnya cairan berwarna dari puting, seharusnya menjadi alarm peringatan yang tidak boleh diabaikan.

Baca Juga: Benarkah Pasien Penyakit Ginjal Kronis Dilarang Makan Buah? Ini Penjelasan Dokter

Selain itu, nyeri yang tidak hilang di area payudara perlu diwaspadai. Jika mengalami gejala ini, segera periksakan diri ke dokter untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI