Suara.com - Setelah menjalani cuti bersama dan libur panjang, pernahkah kamu merasa malas dan berat untuk kembali ke rutinitas sehari-hari? Itulah yang dinamakan post-holiday blues.
Post-holiday blues adalah kondisi emosional yang muncul setelah seseorang kembali dari masa liburan, biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti perasaan sedih, kehilangan semangat, sulit fokus, atau bahkan stres ringan atau depresi.
Maka tak heran jika kebanyakan orang yang berbahagia karena menjalani liburan panjang akan merasa sedih dan enggan untuk memulai aktivitas normal karena mood yang tiba-tiba turun drastis.
Mengutip dari laman Prudential, dikatakan bahwa post-holiday blues sering berkaitan dengan konsep inner child, yakni bagian dalam diri yang menyimpan memori, emosi, dan pola pikir dari masa kanak-kanak.
Sehingga, secara tiba-tiba akan muncul perasaan cemas, gelisah, atau bahkan ketakutan yang datang berulang, seolah ada bagian diri yang belum siap kembali menghadapi realita.

Cara Mengatasi Post-Holiday Blues
Kendati bukan sebagai masalah mental yang serius, tapi post-holiday blues cukup memengaruhi produktivitas karena tugas-tugas harian bisa terbengkalai, sehingga harus segera diatasi.
Lantas, bagaimana cara mengatasi post-holiday blues?
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa meskipun fenomena ini umumnya berlangsung sementara, tapi jika tidak ditangani dengan baik, efek serta dampaknya bisa sangat mengganggu rutinitas kita.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi post-holiday blues yang telah dirangkum dari berbagai sumber:
Baca Juga: 11 Wisata Menarik di Australia yang Wajib Dijelajahi saat Libur Panjang
1. Istirahat setelah liburan panjang
Salah satu cara untuk mengatasi post-holiday blues adalah meluangkan waktu untuk istirahat sebelum memulai rutinitas normal seperti biasanya.
Disarankan untuk kembali ke rumah selang 1 atau 2 hari sebelum masuk kerja, agar tubuh dan mental dan istirahat sebelum memulai kegiatan sehari-hari.
Kemudian, dianjurkan pula untuk membersihkan rumah sebelum pergi liburan. Dengan begitu, beban tidak bertambah ketika sudah selesai liburan dan kita dapat menggunakan waktu untuk istirahat.
2. Membuat rencana liburan selanjutnya
Post-holiday blues juga dapat diatasi dengan merencanakan liburan selanjutnya. Dengan begitu, otak dapat dimanipulasi bahwa akan ada momen bahagia selanjutnya yang menanti.
Hal ini menciptakan efek psikologis positif berupa harapan yang bisa membantu memperbaiki suasana hati dan menjaga motivasi dalam menjalani rutinitas sehari-hari.
Tidak perlu merencakan hal-hal besar, bahkan rencana untuk sekadar jalan-jalan di akhir pekan juga cukup ampuh dalam meredam post-holiday blues.
![ilustrasi orang mager.[freepik.com/stockking]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/14/54682-ilustrasi-orang-magerfreepikcomstockking.jpg)
3. Menerima kenyataan
Menurut jurnal di NYU berjudul Finding Work That Works for You, dijelaskan bahwa post-holiday blues dapat diatasi dengan menerima kenyataan bahwa ada tugas yang harus dikerjakan kembali.
Penerimaan itu secara tak langsung akan menuntun fisik untuk bertindak, misalnya untuk pergi ke sekolah maupun ke tempat kerja.
Biasanya, kondisi seperti ini berlangsung beberapa hari saja, namun jika terus dilakukan dan menerima kenyataan, maka kondisi mental dan psikologis seseorang akan kembali sebagaimana mestinya.
4. Membuat prioritas
Tips mengatasi post-holiday blues selanjutnya adalah membuat prioritas pekerjaan dan mengerjakan yang termudah terlebih dahulu.
Sebab, setelah liburan panjang, otak cenderung masih berada pada fase rilex, sehingga jika langsung disuguhkan dengan tugas berat, mood akan rusak yang menyebabkan post-holiday blues tak kunjung usai.
Dengan memulai dari tugas ringan, kita memberi waktu bagi diri sendiri untuk beradaptasi secara perlahan.
Sehingga sedikit demi sedikit, produktivitas akan kembali meningkat dan perasaan tertekan pun bisa berkurang.
5. Menulis jurnal atau catatan
Dr. David Topor, seorang psikolog klinis sekaligus direktur asosiasi bidang pendidikan profesional dalam layanan kesehatan di VA Boston Healthcare System, menjelaskan bahwa menulis perasaan dalam jurnal atau catatan adalah cara untuk mengembalikan motivasi.
Sehingga, jika stres melanda, dianjurkan untuk menuliskannya ke dalam sebuah jurnal atau catatan pribadi untuk menjaga mood agar tetap baik.
Kontributor : Damayanti Kahyangan