Suara.com - Cara mengatasi trauma akibat kekerasan seksual penting untuk diketahui seiring viralnya kasus dokter residen perkosa pendamping pasien. Dalam sebuah thread viral di X, seorang dokter residen anestesi melancarkan aksinya dengan modus meminta korban melakukan transfusi darah untuk sang ayah yang sedang dirawat di ICU.
Korban kemudian dibawa ke ruangan sepi di gedung baru rumah sakit lalu diberi obat bius oleh pelaku. Pada saat itulah sang dokter residen mulai melancarkan tindakan kekerasan seksual. Lantas bagaimana cara mengatasi trauma akibat kekerasan seksual? Simak penjelasan berikut ini.
Cara Mengatasi Trauma akibat Kekerasan Seksual
![Ilustrasi kekerasan seksual [freepik.com]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/vocoJLp213Xgt9TUeTwfhbrArVQgmbwE.png)
1. Terapi dengan Profesional
Kekerasan seksual dapat menyebabkan trauma mendalam yang sulit diatasi sendiri. Terapi dengan profesional seperti psikolog atau psikiater dapat membantu korban memproses pengalaman traumatis, mengelola gejala seperti kecemasan dan depresi, serta membangun strategi pemulihan yang sehat.
2. Terbuka dengan Orang Terdekat
Berbicara tentang pengalaman traumatis dengan orang-orang yang dipercaya, seperti keluarga atau teman dekat, dapat membantu mengurangi beban emosional. Dukungan dari orang-orang terdekat dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan tidak sendirian.
3. Mulai Menerima Keadaan
Menerima bahwa kekerasan seksual telah terjadi adalah langkah penting dalam proses pemulihan. Ini bukan berarti menyetujui atau membenarkan tindakan pelaku, tetapi mengakui realitas bahwa peristiwa tersebut adalah bagian dari masa lalu.
4. Mencintai Diri Sendiri
Kekerasan seksual dapat merusak harga diri dan membuat korban merasa tidak berharga. Oleh karena itu, penting untuk kembali mencintai dan menghargai diri sendiri. Fokus pada kekuatan dan kualitas positif yang dimiliki, serta lakukan aktivitas yang membuat merasa bahagia dan rileks.
5. Berhenti Salahkan Diri Sendiri
Korban kekerasan seksual seringkali merasa bersalah atau malu atas apa yang terjadi. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka seharusnya bisa mencegahnya atau bahwa mereka 'pantas' mendapatkannya. Penting untuk diingat bahwa kekerasan seksual adalah sepenuhnya salah pelaku. Korban tidak bertanggung jawab atas tindakan orang lain dan tidak ada yang pantas mengalami kekerasan.
6. Selalu Berpikir Positif
Trauma dapat membuat seseorang terjebak dalam pikiran negatif dan pesimisme. Cobalah untuk melatih diri berpikir positif dengan fokus pada hal-hal baik dalam hidup, mencari hikmah dari pengalaman buruk, dan menetapkan tujuan-tujuan kecil yang realistis. Pikiran positif dapat membantu meningkatkan suasana hati, motivasi, dan harapan untuk masa depan.
7. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Kekerasan seksual dapat meruntuhkan rasa percaya diri dan membuat korban merasa tidak berdaya. Untuk memulihkan rasa percaya diri, mulailah dengan menetapkan tujuan-tujuan kecil yang dapat dicapai, seperti mempelajari keterampilan baru atau mengikuti kegiatan yang disukai.
Baca Juga: Dijebak Duit THR, Egi dkk Gilir ABG di Bekasi: Korban Teler usai Dicekoki Miras hingga Tramadol
8. Latihan untuk Menenangkan Diri
Trauma dapat memicu reaksi fisik dan emosional yang intens, seperti kecemasan, panik, atau kemarahan. Latihan untuk menenangkan diri dapat membantu mengelola reaksi-reaksi ini dan menciptakan rasa damai dan kontrol. Beberapa teknik yang dapat dicoba antara lain pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau mendengarkan musik yang menenangkan.