Suara.com - Aktor senior Tio Pakusadewo mengungkapkan keputusan mengejutkan soal kondisinya usai dua kali terserang stroke. Dia mengaku ogah meminum obat hipertensi.
Padahal, Tio Pakusadewo disarankan dokter untuk mengonsumsi rutin obat hipertensi. Namun, dia memilih jalur alternatif dengan menggunakan ramuan herbal alami.
Tio pernah mengalami stroke pada tahun 2020 dan kembali mengalami serangan serupa setelahnya. Meski begitu, pria kelahiran Jakarta itu tetap bersikeras untuk tidak mengonsumsi obat hipertensi yang harus diminum seumur hidup.
"Dokter menyarankan untuk beli obat hipertensi, tapi seumur hidup. Ya saya enggak mau. Jadi sehari-hari saya enggak minum apa-apa," ujar Tio dikutip dari pemberitaan, Rabu (9/4/2025).
Tio Pakusadewo memilih mengandalkan madu dan daun kelor, dua bahan yang disebutnya sebagai penunjang kesehatan. Selain itu, ia juga rutin melakukan aktivitas fisik seperti renang demi menjaga kebugaran tubuhnya.
“Saya hanya konsumsi madu dan daun kelor, dan sebisa mungkin tetap aktif. Saya berenang, bergerak setiap hari,” ungkap Tio.
Meski menolak pengobatan medis dan tidak mengikuti pantangan makanan, Tio tetap berusaha menjaga semangat hidup. Ia menyebut, terlalu memikirkan penyakit justru bisa memperparah kondisi kesehatan.
“Kalau dipikirin terus, malah makin sakit. Kita jadi stres mikirin hal-hal yang belum tentu terjadi. Jadi saya memilih untuk jalanin saja,” tuturnya.
Saat serangan stroke pertama, Tio beruntung mendapat pertolongan dari teman-teman SMP yang kebetulan datang berkunjung ke rumah. Saat itu, Tio tinggal sendiri di rumah.
Kenali Gejala Stroke dan Cara Mencegahnya
Serangan stroke ringan jangan dianggap remeh. Kondisi ini dapat menjadi awal dari serangan stroke yang lebih berat apabila tidak ditangani dengan tepat.
Menurut catatan medis yang dikutip dari situs halodoc, satu dari tiga orang yang pernah mengalami stroke ringan berisiko mengalami stroke kembali di kemudian hari.
Dalam dunia medis, stroke ringan dikenal sebagai transient ischaemic attack (TIA). Penyebab utamanya adalah penyumbatan sementara akibat endapan lemak dalam pembuluh darah yang mengganggu aliran oksigen ke otak.
Meski tidak selalu menimbulkan kerusakan permanen, stroke ringan bisa berkembang menjadi stroke berat jika tidak mendapatkan penanganan dini.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke ringan antara lain usia di atas 55 tahun, riwayat keluarga dengan penyakit serupa, obesitas, merokok, serta penyakit seperti hipertensi, diabetes, aritmia, kolesterol tinggi, dan anemia sel sabit.
Gejala stroke ringan umumnya muncul secara mendadak dan perlu diwaspadai. Beberapa di antaranya adalah:
- Lumpuh pada satu sisi tubuh seperti wajah, tangan, atau kaki
- Bicara cadel atau tidak jelas
- Kesulitan memahami pembicaraan
- Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan
- Kesemutan atau mati rasa di area tubuh tertentu
- Kehilangan keseimbangan atau pusing mendadak
- Sakit kepala parah tanpa sebab jelas
Jika merasakan gejala-gejala tersebut, penting untuk segera mencari bantuan medis agar risiko berkembang menjadi stroke berat dapat dicegah.
Cara Mencegah Stroke Ringan
- Kontrol tekanan darah
Hipertensi menjadi pemicu utama stroke ringan. Jaga tekanan darah tetap normal dengan pola makan sehat, mengurangi garam, dan memperbanyak sayuran.
- Turunkan berat badan
Obesitas meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah. Menurunkan berat badan ideal dapat membantu mencegah stroke ringan.
- Rutin olahraga
Aktivitas fisik seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang minimal 30 menit setiap hari bisa menekan risiko stroke ringan dan jantung.
- Kelola diabetes
Penderita diabetes wajib menjaga kadar gula darah tetap stabil. Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah otak dan memicu stroke.
- Berhenti merokok
Rokok dapat menyebabkan darah mengental dan menyumbat pembuluh darah. Menghentikan kebiasaan ini sangat penting untuk mencegah stroke ringan.