Suara.com - Earth Festival Indonesia (EFI) kembali hadir sebagai acara tahunan yang dinanti oleh komunitas pencinta lingkungan.
Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), EFI tahun ini mengusung tema "Greening Our Future, Reshaping Habits for the Better Earth."
Tema ini bertujuan mengajakmasyarakat untuk memahami isu-isu lingkungan terkini dan berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian bumi, yang akan diwujudkan dalam acara yang berlangsung pada 18–20 April 2025 di Lippo Mall Nusantara, Jakarta.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Earth Festival 2025 menggandeng sejumlah sponsor yang memiliki komitmen dan visi misi yang sejalan dengan pelestarian lingkungan, seperti Bank Saqu, SSPace, dan LED.
Kolaborasi ini akan menghadirkan berbagai kegiatan menarik dan edukatif bagi pengunjung, yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian bumi.
Rangkaian kegiatan tersebut meliputi Art Installation, Vegan Food Bazaar, Talkshow, Cooking Competition, Fashion Show, Eco Craft Competition, Coloring Competition, dan Tote Bag Painting.
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya Earth Festival 2025 pada bulan April ini, yaitu:
1. Edukasi Dampak dari Sampah
Banjir bandang yang seringkali terjadi sebagai akibat dari penumpukan sampah adalah sinyal kuat bahwa kesadaran dan tindakan nyata dalam menjaga lingkungan masih sangat kurang.
Baca Juga: Gempa Perparah Krisis Myanmar: PBB Desak Pendanaan Darurat di Tengah Perang Saudara
Edukasi adalah kunci utama dalam mengubah perilaku dan mencegah kerusakan kerusakan dan bencana yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2024, Indonesia berhasil terjadi pengurangan sampah sebesar 13.36% dan berhasil meningkatkan pengelolaan sampah hingga 59.93%.
2. Dampak Darurat Perubahan Iklim
Kebakaran dahsyat yang terjadi di Los Angeles merupakan salah satu dari contoh peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan di seluruh dunia sebagai dampak nyata dari perubahan iklim.
Pemanasan global, yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, menciptakan kondisi yang lebih kering dan panas, sehingga memperparah risiko kebakaran hutan dan meningkatkan polusi udara, termasuk polusi udara yang merajalela di Indonesia merupakan dampak langsung dari ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup di tahun 2020, sebesar 67,04% polusi udara di Jakarta berasal dari transportasi, 32,49% dari industri. Data dari IQAir 2024 menunjukkan Indeks Kualitas Udara Jakarta menyentuh angka 177 yang berarti kualitas udaranya terburuk di dunia.
3. Mempromosikan Gerakan Zero Waste
Gerakan zero waste, sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, dengan fokus pada pencegahan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Gerakan ini menekankan pada betapa pentingnya mencegah timbulnya sampah sejak awal, daripada hanya mengelola sampah setelah dihasilkan.
Earth Festival 2025 akan menjadi ruang temu antara individu dan kelompok yang semuanya memiliki komitmen serupa untuk mengatasi tantangan global dalam menjaga bumi tetap sehat. ***