Buah ini berbentuk bulat dengan diameter sekira 3-6 centimeter, kemudian dagingnya putih dan memiliki sabut seperti kelapa.
Menurut informasi yang dihimpun, penamaan buah simalaka berasal dari bahasa Melayu, oleh karenanya buah ini banyak tumbuh di Sumatera karena di daerah ini dulunya mayoritas menggunakan bahasa Melayu.
Kendati kerap digunakan sebagai peribahasa yang kurang baik, konon buah simalakama memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan dan bisa digunakan dalam masakan tertentu setelah proses pengolahan yang tepat.
Bahkan, warga sekitar yang mengetahui buah simalakama juga meyakini jika buah ini bisa mengatasi berbagai macam penyakit, seperti kolesterol, asam urat, diabetes, hingga darah tinggi.
Cara pengolahannya pun terkesan sederhana, buah simalakama diiris tipis kemudian dijemur agar efek racunnya hilang.
Setelahnya, irisan tersebut dicuci bersih kemudian direbus sesuai dengan takaran yang diinginkan.
Walaupun dipercaya menyembuhkan berbagai macam penyakit, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai khasiat dari buah ini.

Lantas, bagaimana asal-usulnya hingga digunakan sebagai peribahasa?
Buah simalakama meski diyakini cukup bermanfaat, tapi memiliki racun pada bijinya yang cukup berbahaya jika sampai termakan, terutama bagi ibu hamil dan menyusui.
Baca Juga: Siapa Suaminya? Lisa Mariana Ungkap Baru Lahiran Anak Kedua di Tengah Konflik dengan RK
Oleh karenanya, buah ini digunakan sebagai simbol dilema karena jika dimakan bisa berbahaya, tapi jika diabaikan bisa kehilangan manfaatnya.