"Makanya saya mundur, berharap Allah mengampuni saya, saya berharap masyarakat Indramayu memaafkan saya," kata Lucky.
"Saya pun sampai tidak mau menerima anggaran makan minum. Saya yakin di antara media ini nggak ada yang makannya lebih dari Rp100 juta satu bulan," imbuhnya.
Fasilitas itu, menurut Lucky, kelewat mewah untuknya yang merasa tidak banyak bekerja untuk masyarakat Indramayu.
"Gaji plus tunjangan Rp50 juta, dengan segala fasilitas, dengan rumah yang mewah, gratis AC, dengan mobil yang mewah, masih dikasih anggaran makan minum sampai Rp170 juta per bulan," terang Lucky.

Perasaan bersalah membuat Lucky tidak mau mengambil fasilitas mewah tersebut. "Saya merasa ini pasti bisa menjadi bumerang untuk saya, saya merasa saya berdosa dan durhaka, kalau saya tidak mundur, malu saya," pungkasnya.
Ketegasan Lucky kala itu membuat popularitasnya menanjak. Tak heran jika dukungan untuk Lucky meluas sampai membuatnya memenangkan Pilkada Indramayu.
Sayangnya baru dua bulan menjabat, Lucky dinilai membuat kecewa banyak pihak karena terciduk berlibur tanpa izin ke Jepang. Disebutkan bahwa Lucky terancam hukuman pemberhentian sementara karena aksi pelesirannya tersebut.
"Jadi balik ke sini lagi gara-gara liburan ke Jepang saat libur lebaran," komentar warganet. "Sementara itu masyarakat indramayu nyapu koin di jalan raya, bupati nya liburan ke jepang..." tulis warganet lain.
Baca Juga: Ancaman Hukuman Lucky Hakim Usai Terciduk Dedi Mulyadi Liburan Tanpa Izin, Bisa Diberhentikan?