Suara.com - Masjid Al Jabbar menjadi salah satu buah karya Ridwan Kamil selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. Namun belakangan masjid megah ini menjadi perbincangan publik karena disebut dibangun dengan memakai dana pinjaman.
Hal ini sebagaimana diungkap di salah satu konten Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030, Dedi Mulyadi, lewat kanal YouTube-nya. Terungkap bahwa Masjid Al Jabbar dibangun dengan memakai dana pinjaman dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Masjid Al Jabbar dari dana PEN? Oh jadi Al Jabbar itu dibangun dari dana pinjaman?" tutur Dedi dalam potongan videonya yang kembali diviralkan oleh akun Instagram @/bandungunfold, dilihat pada Minggu (6/4/2025).

Tak hanya itu, perkara biaya pemeliharaan Masjid Al Jabbar juga sangat mencuri perhatian, sebab angkanya mencapai Rp42 miliar per tahun. Akun @/bandungunfold memperkirakan setidaknya perlu dikucurkan biaya senilai Rp3,5 miliar per bulan untuk memastikan masjid terapung itu tetap terpelihara dengan baik.
Hal ini membuat penilaian Dedi terhadap RK kembali disoroti warganet. Penilaian ini terungkap ketika politisi Gerindra itu menjadi narasumber sebuah acara, yang videonya kembali diviralkan oleh akun TikTok @/fanncorp.
Awalnya Dedi tak menampik bahwa RK sangat lekat dengan Jawa Barat, yang tentu membuatnya kala itu berpotensi menjadi pesaing Dedi untuk memperebutkan kursi Jabar 1. Namun pada akhirnya RK diketahui mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta meski berujung kalah dari Pramono Anung dan Rano Karno.
"Kang RK memang identik dengan Jawa Barat karena Kang RK memang orang Sunda ya," tutur Dedi.
"Tetapi dari sisi kemampuan kepemimpinannya, sebenarnya Kang RK itu wajah kota. Dia kan Wali Kota Bandung, sekolahnya ITB, sekolahnya juga (di) Amerika. Kemudian style-nya, style kota. Yang wajah desa itu saya sebenarnya," imbuhnya.
"Jadi sebenarnya yang cocok memimpin Jawa Barat itu yang berwajah desa atau bagaimana?" tanya sang pembawa acara.
Baca Juga: Diulti Dedi Mulyadi, Lucky Hakim Diduga Liburan tanpa Izin ke Jepang usai 2 Bulan Jabat Bupati
Dedi lalu secara tersirat mengiyakan pertanyaan tersebut, salah satu alasannya karena mayoritas masyarakat Jawa Barat masih hidup bersinggungan erat dengan alam.