Asal-usul Tradisi Lebaran Ketupat: Punya Makna Mendalam, Tak Cuma soal Sajian Kuliner

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Minggu, 06 April 2025 | 14:05 WIB
Asal-usul Tradisi Lebaran Ketupat: Punya Makna Mendalam, Tak Cuma soal Sajian Kuliner
Ilustrasi ketupat (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut sejarah, Lebaran Ketupat berawal dari strategi dakwah Sunan Kalijaga. Untuk mendekatkan masyarakat yang saat itu masih kental dengan budaya lokal, Sunan Kalijaga menggunakan simbol ketupat sebagai bentuk penyampaian pesan dakwah.

Ia mengenalkan dua jenis hari raya kepada masyarakat Jawa saat itu. Yang pertama adalah Idulfitri pada 1 Syawal, dan yang kedua adalah Lebaran Ketupat pada 8 Syawal.

Hal tersebut sesuai hadits, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).

Dari hadits di atas dijelaskan orang yang berpuasa Ramadhan dan dilanjutkan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal maka disebut kaffah atau kafatan artinya sempurna.

Sehingga, Idulfitri merupakan hari kemenangan setelah menunaikan puasa Ramadan selama sebulan penuh. Sementara itu, Lebaran Ketupat merupakan bentuk perayaan setelah umat Islam melaksanakan puasa sunah enam hari di bulan Syawal, sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Ilustrasi ketupat (freepik)
Ilustrasi ketupat (freepik)

Filosofi Ketupat dalam Tradisi Jawa

Tak hanya sebagai sebuah makanan khas, dalam tradisi Jawa ketupat memiliki makna simbolik yang mendalam, mulai dari nama hingga bentuknya.

Kata "ketupat" berasal dari Bahasa Jawa "ngaku lepat", yang berarti mengakui kesalahan. Di mana diharapkan umat Islam saling mengakui, memaafkan, dan melupakan kesalahan yang telah lalu.

Di sisi lain, janur kuning sebagai pembungkus ketupat melambangkan tolak bala. Sedangkan anyamannya yang rumit adalah bentuk kesalahan manusia yang beragam.

Bentuk segi empat ketupat juga menyimpan makna filosofis, yang mana diartikan sebagai "kiblat papat lima pancer" yang artinya kemanapun manusia menuju, pasti akan kembali kepada Allah SWT.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Lokal yang Cocok Ditonton untuk Menikmati Sisa Libur Lebaran

Kemudian beras sebagai isi ketupat melambangkan kemakmuran, dan saat matang lalu dibelah, warna putihnya menunjukkan kebersihan jiwa setelah melewati puasa Ramadan dan puasa Syawal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI