Suara.com - Pernahkan Anda mendengar tradisi Lebaran Ketupat? Ini merupakan salah satu tradisi khas yang hanya ditemukan di Indonesia, terutama di beberapa daerah seperti Jawa, Madura, dan Lombok.
Lebaran Ketupat biasanya dirayakan satu minggu setelah Hari Raya Idulfitri, tepatnya pada hari ke-7 bulan Syawal dalam kalender Hijriah.
Tahun ini, berdasarkan hasil Sidang Isbat yang digelar Kementerian Agama pada Sabtu (29/3/2025), 1 Syawal 1446 H atau Idulfitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Maka, perayaan Lebaran Ketupat diperingati pada Senin, 7 April 2025, bertepatan dengan 8 Syawal.
Saat Lebaran Ketupat, masyarakat akan berkumpul, memasak ketupat dan lauk khas seperti opor ayam, rendang, dan sambal goreng. Perayaan ini juga sering diisi dengan kegiatan silaturahmi, doa bersama, hingga ziarah kubur.
Di beberapa tempat, tradisi ini juga diiringi oleh kegiatan adat seperti kirab budaya, pertunjukan seni, bahkan piknik bersama di tempat-tempat terbuka seperti pantai atau lapangan desa.
Meski bukan hari besar nasional, Lebaran Ketupat memiliki makna religius dan budaya yang sangat kental, serta menjadi simbol penyempurna dari Idulfitri.
Untuk tahu lebih banyak mengenai Lebaran Ketupat, berikut sudah Suara.com rangkum.

Asal-usul Lebaran Ketupat
Melansir dari laman Jombang NU, Lebaran Ketupat adalah salah satu tradisi Islam Nusantara yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan proses Islamisasi di Jawa.
Tradisi ini erat kaitannya dengan peran Sunan Kalijaga sebagai salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam dengan pendekatan budaya.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Lokal yang Cocok Ditonton untuk Menikmati Sisa Libur Lebaran
Karenanya, Lebaran Ketupat bukan hanya sekadar perayaan kuliner dengan ketupat sebagai sajian utama, melainkan juga media dakwah yang sarat makna spiritual dan sosial.