Hukum Qadha Puasa Ramadhan dan Puasa Syawal, Mana Lebih Utama? Ini Kata Ulama

Rifan Aditya Suara.Com
Sabtu, 05 April 2025 | 10:54 WIB
Hukum Qadha Puasa Ramadhan dan Puasa Syawal, Mana Lebih Utama? Ini Kata Ulama
hukum qadha puasa ramadhan dan puasa syawal (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dengan rentang waktu puasa syawal yang terbatas, beberapa dari Anda mungkin mempertanyakan bagaimana hukum menggabungkannya dengan qadha atau ganti puasa Ramadhan.

Puasa Syawal sebagai rangkaian ibadah sunnah setelah Lebaran memang salah satu hal yang dianjurkan sebagaimana yang tertuang dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lalu diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka seolah ia sudah berpuasa setahun penuh (HR. Bukhari dan Muslim).

Hukum Qadha Puasa Ramadhan dan Puasa Syawal

Sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum menggabungkan puasa Syawal dengan membayar hutang puasa di bulan Ramadhan.

Perbedaan pendapat antar ulama ini muncul lantaran perbedaan hukum di antaranya. Seperti yang diketahui, puasa syawal bersifat sunnah, sementara qadha Ramadhan adalah kewajiban.

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝١٨٤


Arab latin: ayyâmam ma‘dûdât, fa mang kâna mingkum marîdlan au ‘alâ safarin fa ‘iddatum min ayyâmin ukhar, wa ‘alalladzîna yuthîqûnahû fidyatun tha‘âmu miskîn, fa man tathawwa‘a khairan fa huwa khairul lah, wa an tashûmû khairul lakum ing kuntum ta‘lamûn

Artinya: (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Baca Juga: Puasa Syawal 2025 Sampai Tanggal Berapa? Ini Jadwal dan Keutamaannya

Karena hal itulah, dalam laman MUI disebutkan bahwa Imam al-Syarqawi (w 1227 H) melalui Hasyiyah al-Syarqawi menyebutkan hal berikut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI