5 Teknik Psikoterapi untuk Menangani Gangguan Mental, Ciptakan Coping Mechanism Sehat

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 02 April 2025 | 13:00 WIB
5 Teknik Psikoterapi untuk Menangani Gangguan Mental, Ciptakan Coping Mechanism Sehat
ilustrasi psikoterapi (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Psikoterapi merupakan salah satu teknik efektif untuk menangani gangguan mental. Berdasarkan penelitian, terapi bicara ini mampu membantu orang untuk mengubah perilaku, pikiran, dan emosi yang menyebabkan mereka mengalami masalah atau tekanan mental.

Adapun psikoterapi biasa dipraktekkan melalui teknik verbal dan psikologis. Hampir semua jenis psikoterapi melibatkan pengembangan hubungan terapeutik, komunikasi dan penciptaan dialog, dan upaya untuk mengatasi pikiran atau perilaku yang memicu gangguan kesehatan mental.

Menyadur Very Well Mind, ada 5 teknik psikoterapi. Tentu tidak semua teknik dilakukan dengan pasien duduk di sofa, lalu seorang terapis duduk di dekatnya sambil mencatat pikirannya di buku catatan. Kenyataannya, ada banyak teknik psikoterapi yang lebih efektif.

Metode psikoterapi selalu bervariasi, tergantung kondisi dan berbagai faktor yang dialami pasien. Selain itu, teknik psikoterapi juga sering dipengaruhi dengan latar belakang terapis. Ini teknik-teknik psikoterapi yang bisa dipertimbangkan pasien.

1. Behavioral therapy (terapi perilaku)

ilustrasi psikoterapi (freepik/wayhomestudio)
ilustrasi psikoterapi (freepik/wayhomestudio)

Behaviorisme dalam psikologi mengusulkan bahwa setiap perilaku dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan seseorang. Artinya, behavioral therapy berfokus pada pemahaman dan perubahan perilaku seseorang daripada dunia internal mereka, seperti emosi dan suasana hati pasien.

Ketika behaviorisme menjadi aliran pemikiran yang lebih menonjol selama awal abad kedua puluh, teknik pengkondisian mulai memainkan peran penting dalam psikoterapi. Pengkondisian mengacu pada pengajaran klien untuk bereaksi terhadap pemicu, stresor, dan situasi tertentu dengan cara tertentu.

Meskipun behaviorisme mungkin tidak sedominan dulu, banyak metodenya masih sangat populer saat ini. Terapi perilaku sering menggunakan pengkondisian klasik, pengkondisian operan, dan pembelajaran sosial untuk membantu klien mengubah perilaku bermasalah.

2. Cognitive behavioral therapy (terapi perilaku kognitif)

Baca Juga: Di Balik Gaun Pengantin, Luka Psikologis Pernikahan Dini

ilustrasi psikoterapi (freepik)
ilustrasi psikoterapi (freepik)

Cognitive behavioral therapy (CBT) bisa dikatakan sebagai teknik psikoterapi terpopuler saat ini yang kerap dipakai terapis di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Terapi perilaku kognitif adalah perawatan psikoterapi yang membantu pasien memahami pikiran dan perasaan yang memengaruhi perilaku mereka.

CBT digunakan untuk mengobati berbagai kondisi termasuk fobia, kecanduan, depresi, dan gangguan kecemasan. CBT melibatkan teknik kognitif dan perilaku untuk mengubah pikiran negatif dan perilaku maladaptif.

Dalam teknik CBT, pendekatan dilakukan dengan membantu orang untuk mengubah pikiran mendasar yang berkontribusi terhadap gangguan mental, kemudian memodifikasi perilaku bermasalah yang diakibatkan oleh pikiran-pikiran tersebut.

3. Cognitive therapy (terapi kognitif)

ilustrasi psikoterapi (freepik)
ilustrasi psikoterapi (freepik)

Revolusi kognitif tahun 1960-an juga berdampak besar pada praktik psikoterapi. Pasalnya, para psikolog mulai semakin fokus pada bagaimana proses berpikir manusia memengaruhi perilaku dan fungsi.

Cognitive therapy, atau terapi kognitif, berpusat pada gagasan bahwa pikiran kita memiliki pengaruh yang kuat pada kesejahteraan mental kita. Misalnya, jika kamu cenderung melihat aspek negatif dari setiap situasi, maka kamu mungkin akan memiliki pandangan yang lebih pesimis dan suasana hati yang lebih suram secara keseluruhan.

Tujuan terapi kognitif adalah untuk mengidentifikasi distorsi kognitif yang mengarah pada jenis pemikiran tersebut, kemudian menggantinya dengan pikiran yang lebih realistis dan positif. Dengan melakukan hal itu, orang dapat meningkatkan suasana hati dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

4. Humanistic therapy (terapi humanistik)

ilustrasi psikoterapi (freepik)
ilustrasi psikoterapi (freepik)

Sejak tahun 1950-an, aliran pemikiran yang dikenal sebagai humanistic therapy mulai memengaruhi psikoterapi. Psikolog humanis, Carl Rogers, mengembangkan pendekatan yang dikenal sebagai terapi humanistik yang berpusat pada pasien.

Dalam humanistic therapy, terapis fokus menunjukkan penghargaan positif tanpa syarat kepada pasien. Alhasil, cara menciptakan ruang aman bagi pasien dalam terapi, sehingga mereka dapat mengeksplorasi perasaan dan keyakinan tanpa takut dihakimi oleh terapis.

Saat ini, aspek-aspek pendekatan ini masih banyak digunakan. Pendekatan humanistik terhadap psikoterapi berfokus pada membantu orang memaksimalkan potensi mereka dan menekankan pentingnya eksplorasi diri, kehendak bebas, dan aktualisasi diri.

5. Psychoanalytic therapy (terapi psikoanalitik)

ilustrasi psikoterapi (freepik)
ilustrasi psikoterapi (freepik)

Psikoterapi telah dipraktikkan dalam berbagai bentuk sejak zaman Yunani kuno. Kendati demikian, psikoterapi mulai dikenal secara resmi ketika Sigmund Freud mulai menggunakan terapi bicara untuk menangani pasien.

Teknik yang umum digunakan oleh Freud meliputi analisis pemindahan, interpretasi mimpi, dan asosiasi bebas. Terapi ini dinamakan psychoanalytic therapy atau terapi psikoanalitik.

Pendekatan psikoanalitik melibatkan penyelidikan terhadap pikiran dan pengalaman masa lalu pasien. Tujuannya untuk mencari pikiran, perasaan, dan ingatan bawah sadar yang dapat memengaruhi perilaku mereka saat ini.

Kesimpulannya, ada banyak jenis psikoterapi yang tersedia. Jenis yang paling tepat untuk kamu tentu bergantung pada berbagai faktor, termasuk preferensi, kondisi kesehatan mental, dan tingkat keparahan gejala yang dirasakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI