Suara.com - Lebaran, momen yang seharusnya penuh sukacita, seringkali berubah menjadi ajang stres dan drama keluarga. Pertanyaan-pertanyaan "kapan nikah?", "kapan punya anak?", atau "kapan naik jabatan?" bisa menjadi pemicu stres yang mengganggu. Padahal, hari raya yang datang stahun sekali ini seharusnya dinikmati dengan santai dan penuh kebahagiaan.
Persiapan hari raya yang padat dan munculnya sejumlah ekspektasi sosial sering kali menjadi sumber stress saat Lebaran.
Mulai dari tuntutan finansial hingga tekanan untuk tampil sempurna di hadapan keluarga besar, banyak orang yang tanpa sadar mengalami kelelahan fisik maupun mental menjelang hari raya.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola selama momen Lebaran agar perayaan tetap menjadi pengalaman yang menyenangkan.
“Stres sering kali berasal dari ekspektasi yang tidak realistis dan tekanan untuk menyenangkan semua orang,” kata Dr. Susan Krauss Whitbourne, profesor psikologi di University of Massachusetts Amherst, melansir dari Psychology Today.
Itu sebabnya, penting ntuk memahami cara mengatur energi, menetapkan batasan, dan memprioritaskan kesejahteraan diri agar dapat menikmati Lebaran dengan lebih santai dan bermakna.
Lantas, bagaimana caranya?
1. Buat Daftar Tugas Prioritas
Menjelang Lebaran, daftar tugas yang panjang dapat membuat seseorang merasa kewalahan. Untuk mengatasinya, buatlah daftar prioritas yang realistis.
Baca Juga: Apakah Arus Balik Lebaran 2025 Ada Ganjil Genap? Cek Aturannya di Sini
Dengan menyusun daftar yang lebih pendek dan terfokus, kalian dapat mengurangi beban pikiran serta lebih menikmati setiap momen.
Ingatlah bahwa tidak semua hal harus sempurna, yang terpenting adalah kebersamaan dan kebahagiaan.
2. Relaksasikan Tubuh Sejenak
Di tengah kesibukan, meluangkan waktu beberapa menit untuk meredakan ketegangan sangatlah bermanfaat.
Berhenti sejenak, mengambil napas dalam, dan fokus pada momen saat ini dapat membantu menurunkan stres.
Teknik sederhana seperti latihan pernapasan, peregangan ringan, atau sekadar menikmati makanan Lebaran dapat membantu tubuh dan pikiran lebih rileks.
3. Coba untuk Praktik Mindfulness
Mindfulness adalah praktik kesadaran penuh terhadap momen yang sedang dijalani.
Dengan menerapkan teknik seperti meditasi pemindaian tubuh atau memperhatikan sensasi saat makan, Anda dapat lebih menikmati hari raya tanpa terbebani oleh pikiran yang berlarian.
Kesadaran ini juga membantu mengurangi tekanan dari ekspektasi sosial yang sering muncul selama perayaan.
4. Tetapkan Batasan yang Jelas
Pertemuan keluarga saat Lebaran bisa menjadi sumber kebahagiaan sekaligus ketegangan.
Untuk menjaga kesejahteraan emosional, penting untuk menetapkan batasan yang jelas mengenai topik dan perilaku yang dapat ditoleransi.
Misalnya, jika ada pertanyaan yang membuat tidak nyaman, seperti seputar pekerjaan atau kehidupan pribadi, beranikan diri untuk menjawab dengan bijak atau mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih positif.
5. Jaga Kesehatan Fisik Selama Lebaran
Mengelola stres juga erat kaitannya dengan menjaga kesehatan fisik.
Saat Lebaran, banyak orang tergoda untuk mengonsumsi makanan berlemak dan manis secara berlebihan, yang dapat berdampak pada kondisi tubuh.
Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga pola makan seimbang, cukup minum air putih, serta meluangkan waktu untuk beristirahat.
Jangan sampai kesibukan silaturahmi membuat tubuh kelelahan hingga jatuh sakit.
6. Perkuat Tali Silaturahmi dengan Ikhlas
Silaturahmi adalah inti dari perayaan Lebaran. Namun, sering kali hubungan antar anggota keluarga atau kerabat tidak selalu harmonis.
Jika ada konflik masa lalu, momen Lebaran bisa menjadi waktu yang tepat untuk berdamai dan mempererat kembali hubungan dengan niat yang tulus.
Lebaran seharusnya menjadi waktu untuk bersyukur, berbagi, dan menikmati kebersamaan tanpa tekanan yang berlebihan.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, kita diharapkan bisa menjalani Lebaran dengan lebih santai dan bermakna.
Ingatlah bahwa kebahagiaan tidak diukur dari seberapa mewah perayaan atau seberapa sempurna penampilan, tetapi dari seberapa tulus kita menikmati momen bersama orang-orang terkasih.
(Mauri Pertiwi)