Suara.com - Bertamu dan mengunjungi kediaman tetangga, sanak saudara, hingga teman dan kerabat merupakan salah satu tradisi yang tidak boleh dilewatkan begitu saja pada momen Lebaran Idulfitri.
Tradisi bertamu ini memiliki makna yang mulia. Tidak hanya sebagai ajang menjalin silaturahmi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk saling meminta maaf atas kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Tujuan bertamu yang mulia ini hendaknya juga diiringi dengan sikap dan adab yang baik. Adab dan tata krama saat mengunjungi kediaman sanak keluarga ataupun sahabat sudah seharusnya menjadi perhatian.
Mengutip dari laman NU, setidaknya terdapat 10 adab atau etika yang harus diperhatikan saat bertamu di momentum Lebaran Idulfitri.
Kesepuluh adab ini kutip dari Kitab Ihya ‘Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali dan Kitab Fashlul Khithab. Berikut kesepuluh adab yang harus diperhatikan ketika bertamu ke kediaman orang lain saat Lebaran.
1. Meluruskan niat silaturahmi
Niat ini sangat penting karena segala sesuatu bergantung kepada niatnya. Niat yang dapat ditanam dalam hati sekaligus diekspresikan dalam wujud perbuatan antara lain niat menyambung tali silaturahim, memperkuat ikatan sesama Muslim, dan membahagiakan orang yang dikunjungi.
"(Niat) berbakti kepada orang tua dan memuliakan mereka jika yang dikunjungi adalah orang tua," ungkap Ustaz M. Tatam Wijaya dikutip NU Online.
2. Memperhatikan jadwal bertamu
Baca Juga: Pantun Hari Raya Idul Fitri 2025 Jadi Ucapan Lebaran Lucu dan Beda dari Lainnya
Saat berkunjung atau bertamu, hendaknya tidak dilakukan pada waktu istirahat atau saat tuan rumah baru pulang bepergian. Tujuannya agar tidak mengganggu waktu istirahat dan kenyamanannya. Ada baiknya jika ingin bertamu untuk membuat janji atau mengabari tuan rumah terlebih dahulu.