Doa Takbiran Idulfitri dan Dzikir yang Dicontohkan Rasulullah, Arab dan Latin

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 30 Maret 2025 | 19:09 WIB
Doa Takbiran Idulfitri dan Dzikir yang Dicontohkan Rasulullah, Arab dan Latin
Sejumlah warga melakukan pawai obor malam takbiran di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membaca takbir saat perayaan Idul Fitri memiliki dasar hukum yang kuat dalam ajaran Islam. Amalan ini termasuk sunnah yang dianjurkan sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT dalam menyambut hari kemenangan. Anjuran membaca takbir ini ditegaskan dalam firman Allah SWT berikut:

وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Artinya: “Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)

Lafal Takbir yang Dianjurkan

Bacaan takbir yang umum diucapkan pada malam hingga hari Idul Fitri merupakan kombinasi antara dzikir dan takbir yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW di Bukit Shafa. Berikut adalah lafal lengkapnya:

Arab:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
لَا إلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
لَا إلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
لَا إلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Latin:
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila. La ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu, mukhlishina lahud dina walau karihal kafirun.
La ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa a’azza jundahu wa hazamal ahzaba wahdah.
La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamdu.

Terjemahan:
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya."

"Allah Maha Besar dengan kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir membencinya."

Baca Juga: Hilal Tak Terlihat, Menteri Agama: Masih Ada Satu Hari Lagi, Mari Sempurnakan

"Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa. Dia yang menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, memuliakan pasukan-Nya, serta mengalahkan musuh-musuh-Nya dengan keesaan-Nya."

"Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya."

Tambahan Bacaan Takbir

Selain bacaan takbir di atas, ada tambahan dzikir yang juga dianjurkan sebagaimana yang dibaca oleh Rasulullah SAW di Bukit Shafa, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
لَا إلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
لَا إلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
لَا إلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Latin:
Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila.
La ilaha illallahu wa la na’budu illa iyyahu mukhlishina lahud dina walau karihal kafirun.
La ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzaba wahdah.
La ilaha illallahu wallahu akbar.

Terjemahan:
"Allah Maha Besar dengan kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore."
"Tiada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan agama ini, meskipun orang-orang kafir membencinya."
"Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, serta mengalahkan pasukan musuh dengan keesaan-Nya."
"Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."

Sejumlah warga melakukan pawai obor malam takbiran di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (9/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Sejumlah warga melakukan pawai obor malam takbiran di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta [Suara.com/Alfian Winanto]

Pandangan Ulama Mengenai Bacaan Takbir

Lafal takbir yang biasa dibaca oleh masyarakat juga dianggap baik dan tidak menyalahi ajaran Islam. Dikutip dari NU Online, Imam An-Nawawi menjelaskan mengenai sifat takbir pada malam dan hari raya dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab. Dalam kitab tersebut, beliau mengutip pendapat Imam As-Syafi’i dan ulama Mazhab Syafi'iyah terkait dengan takbir yang dianjurkan:

صِفَةُ التَّكْبِيرِ المُسْتَحَبَّةِ: اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

Artinya: “Sifat takbir yang dianjurkan adalah ‘Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar’. Inilah yang paling masyhur dalam pendapat Imam As-Syafi’i dalam kitab Al-Umm dan Al-Mukhtashar serta yang dipegang oleh para ulama Syafi’iyah.” (Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, [Kairo: Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, 2010], Juz V, Halaman 42).

Idulfitri tidak hanya sekadar hari kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga momen di mana umat Islam disunnahkan untuk mengumandangkan takbir sebagai bentuk syukur dan pengagungan kepada Allah SWT. Takbiran malam Idulfitri, yang dimulai sejak terbenamnya matahari pada akhir Ramadan hingga pelaksanaan salat Id, memiliki keutamaan yang luar biasa dalam Islam. Berikut penjelasan mendalam tentang makna dan keutamaannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI