Suara.com - Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat Id saat perayaan Idul Fitri. Diketahui, pemerintah telah menetapkan Lebaran 2025 pada Senin 31 Maret besok.
Salat Idul Fitri umumnya dilakukan mayoritas Muslim di sejumlah masjid dan musala, atau di tempat terbuka. Sebelum salat Id, ada tiga amalan sunah yang bisa dilakukan.
Hal tersebut dijelaskan Ustaz Hengki Ferdiansyah dalam laman NU Online berjudul Tiga Amalan Sunah Sebelum Salat Id yang dikutip Minggu (30/3/2025).
Adapun amalan-amalan tersebut berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu‘ Syarhul Muhadzdzab, antara lain:
1. Makan
Anjuran pertama sebelum berangkat menunaikan salat Idul Fitri adalah makan, sekalipun sedikit.
"Makanan yang disunahkan untuk dikonsumsi seperti kurma sebanyak bilangan ganjil," jelasnya.
Bahkan, Imam Syafi’i memerintahkan umat Islam untuk makan, sekalipun saat sedang berada dalam perjalanan atau bahkan ketika sampai di masjid. Hal itu tidak lain karena saking sunahnya makan sebelum salat Id.
"Kami memerintahkan setiap orang yang ingin salat Id untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum salat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya," demikian penjelasan Imam As-Syafi’i dalam kitab Al-Umm.
Baca Juga: Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
2. Mandi
Hal lain yang sebaiknya sebelum salat Idul Fitri karena kesunahannya adalah mandi. Hal ini penting mengingat seluruh umat Islam berkumpul dalam satu area untuk beribadah.
Keterangan tersebut diperkuat dengan amalan yang dilakukan oleh dua sahabat Nabi, yaitu Sayyidina ‘Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar.
Keduanya membiasakan mandi sebelum salat Id.
"Terkait waktu kesunahan mandi, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan disunahkan mandi setelah fajar dan ada pula yang berpendapat disunnahkan setelah pertengahan malam," jelas Ustadz Hengki.
3. Memotong rambut dan kuku, pakai wewangian
Memotong rambut dan kuku, menghilangkan bau badan, serta memakai wangi-wangian menjadi bagian dari kesunnahan sebelum berangkat salat Idul Fitri.
Hal ini sebagai upaya untuk menjaga tubuh dalam kondisi segar dan wangi agar tidak mengganggu kefokusan ibadah orang lain.
"Sebuah hadits riwayat Ali bin Abu Thalib menyebutkan bahwa Rasulullah menyuruh untuk menggunakan wangi-wangian yang paling bagus dari yang kita temui atau miliki pada hari Id," terang Ustadz Hengki, menegaskan isi sebuah hadits.
Lebih lanjut, Ustaz Hengki menegaskan bahwa ketiga amalan sunnah sebelum shalat Idul Fitri tersebut memiliki hikmah dan tujuannya masing-masing. Salah satunya agar memberi kenyamanan dan ketenteraman dalam ibadah.
"Apalagi pada hari Id, mayoritas umat Islam berbondong-bondong ke masjid untuk beribadah. Semoga kesunnahan ini dapat kita amalkan," harapnya.
Idul Fitri, Senin 31 Maret 2025
Pemerintah akhirnya menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Ketetapan tersebut disampaikan setelah Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar sidang isbat, Sabtu (29/3/2025).
Menag Nasaruddin Umar menjelaskan keputusan tersebut diambil setelah adanya hasil rukyatul hilal yang dilakukan oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag RI.
Tim hisab menyebutkan bahwa tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia belum memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Menag Nasaruddin memaparkan bahwa tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia masih di bawah ufuk, dengan ketinggian antara -3°15'28"(-3,26°) sampai dengan -1°04'34"(-1,08°), serta sudut elongasi antara 1°36'23"(1,61°) sampai dengan 1°12'53"(1,21°).
Merujuk kriteria MABIMS, awal bulan hijriah ditetapkan jika hilal memiliki tinggi minimal 3° dan elongasi atau jarak sudut antara dua benda langit mencapai 6,4°.
"Secara hisab, data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS," kata Nasaruddin dikutip dari Antara.
Di samping itu Menag juga menekankan Kemenag telah mendapat informasi dari tim rukyatul hilal yang berada di berbagai tempat di seluruh Indonesia, bahwa hilal tidak terlihat.
Nasaruddin menuturkan jika metode yang diterapkan adalah istikmal atau menyempurnakan/membulatkan bilangan bulan menjadi 30 hari.
Dia lantas berharap dengan ditetapkannya hasil Sidang Isbat ini, maka seluruh umat Muslim di Indonesia dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita.