Dicontohkan Nabi, Umat Islam Dianjurkan Makan sebelum Salat Id

Eko Faizin Suara.Com
Minggu, 30 Maret 2025 | 13:16 WIB
Dicontohkan Nabi, Umat Islam Dianjurkan Makan sebelum Salat Id
Ilustrasi Perayaan Idul Fitri - Hari Tasyrik Idul Fitri Berapa Hari? (Istock photo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu sunah mulia yang diajarkan Rasulullah SAW saat Hari Raya Idul Fitri ialah makan sebelum berangkat ke tempat salat Id.

Rasulullah SAW memberikan teladan yang jelas dalam hal ini melalui riwayat yang disampaikan oleh Anas bin Malik:

"Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW tidak pergi ke salat Idul Fitri sebelum beliau makan beberapa kurma." (HR. Al-Bukhari).

Melansir laman muhammadiyah.or.id, hidangan kurma, makanan sederhana namun kaya manfaat, menjadi pilihan Rasulullah untuk mengawali hari kemenangan.

Hal tersebut menunjukkan kesederhanaan sekaligus kepekaan beliau terhadap nilai gizi dan simbol syukur setelah sebulan menahan lapar dan dahaga.

Perbedaan adab antara Idul Fitri dan Idul Adha juga ditegaskan dalam riwayat lain. Abdullah bin Buraidah meriwayatkan dari ayahnya:

"Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah SAW pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai salat." (HR. At-Tirmizi).

Pada Idul Fitri, makan sebelum salat menjadi tanda bahwa puasa telah usai, sementara pada Idul Adha, menunda makan hingga setelah salat dan penyembelihan kurban melambangkan prioritas ibadah kurban. Perbedaan ini mengajarkan umat Islam untuk memahami esensi setiap hari raya dengan penuh kesadaran.

Silaturahmi

Baca Juga: Lirik Takbiran Idul Fitri Sesuai Sunnah, Versi Pendek dan Panjang Kumandangkan Malam Ini

Selain sunah makan, Rasulullah juga mencontohkan soal silaturahmi saling bermaaf-maafan saat Idul Fitri. Adapun urutan silaturahmi yang disunahkan untuk dilakukan saat Lebaran.

Menurut Ashabuna, sebagaimana kutipan Ubai dan As-Sanusi dalam kitab Shahih Muslim wa Ikmalu Ikmalil Mu’allim wa Mukammilu Ikmalil Al-Ikmal, (Mesir, Matba’atus Sa’adah,1328 H:VII/3), silaturahmi disunahkan sesuai dengan urutan:  

  1. Ibu 
  2. Ayah 
  3. Anak 
  4. Kakek 
  5. Nenek 
  6. Saudara 
  7. Kerabat yang masih mahram, seperti bibi dan paman, baik dari jalur saudara ayah maupun saudara ibu 
  8. Kerabat dari jalur mertua
  9. Kerabat karena kemerdekaan budak 
  10. Tetangga.   

Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan lebih rinci bahwa urutan setelah kerabat mahram adalah kerabat yang bukan mahram, kemudian kerabat dari jalur ashabah, kemudian dari jalur mertua, kerabat karena kemerdekaan budak, lalu tetangga. (Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari, halaman 417).   

Setelah melakukan silaturahmi kepada keluarga yang hidup, maka dilanjutkan kepada keluarga yang meninggal dunia dengan ziarah kubur.

Idul Fitri, Senin 31 Maret 2025

Pemerintah akhirnya menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Ketetapan tersebut disampaikan setelah Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar sidang isbat, Sabtu (29/3/2025).

Menag Nasaruddin Umar menjelaskan keputusan tersebut diambil setelah adanya hasil rukyatul hilal yang dilakukan oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag RI.

Tim hisab menyebutkan bahwa tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia belum memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Menag Nasaruddin memaparkan bahwa tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia masih di bawah ufuk, dengan ketinggian antara -3°15'28"(-3,26°) sampai dengan -1°04'34"(-1,08°), serta sudut elongasi antara 1°36'23"(1,61°) sampai dengan 1°12'53"(1,21°).

Merujuk kriteria MABIMS, awal bulan hijriah ditetapkan jika hilal memiliki tinggi minimal 3° dan elongasi atau jarak sudut antara dua benda langit mencapai 6,4°.

"Secara hisab, data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS," kata Nasaruddin dikutip dari Antara.

Di samping itu Menag juga menekankan Kemenag telah mendapat informasi dari tim rukyatul hilal yang berada di berbagai tempat di seluruh Indonesia, bahwa hilal tidak terlihat.

Nasaruddin menuturkan jika metode yang diterapkan adalah istikmal atau menyempurnakan/membulatkan bilangan bulan menjadi 30 hari.

Dia lantas berharap dengan ditetapkannya hasil Sidang Isbat ini, maka seluruh umat Muslim di Indonesia dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI