7 Tradisi Unik Lebaran Idul Fitri di Indonesia: Sakral dan Penuh Makna

Minggu, 30 Maret 2025 | 12:55 WIB
7 Tradisi Unik Lebaran Idul Fitri di Indonesia: Sakral dan Penuh Makna
Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta. (Suara.com/Arendya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Raya Idul Fitri dipastikan jatuh besok, Senin (31/3/2025). Berbagai persiapan mulai dilakukan oleh umat muslim Tanak Air, termasuk menjalankan berbagai tradisi.

Soal tradisi, Indonesia memiliki keragaman budaya unik dalam menyambut lebaran Idul Fitri. Berbagai daerah memiliki tradisi tersendiri yang memiliki makna.

Berikut tujuh tradisi unik lebaran di berbagai daerah Tanah Air, seperti apa?

1. Bengkulu: Bakar Gunung Api/Ronjok Sayak 

Soal tradisi Lebaran, Bengkulu punya khas Bakar Gunung Api atau Ronjak Sayak.  Tradisi ini dilakukan dengan cara membakar batok kelapa yang ditumpuk menggunung.

Gunungan batok kelapa itu kemudian dibakar dan dilakukan pada malam takbiran atau malam Ramadan ke-27. 

Tradisi ini dipercaya sudah ada sejak ratusan tahun silam. Bagi masyarakat Bengkulu, tradisi ini dipercaya bakaran api pasa barok merupakan penghubung antara manusia dan leluhur. Pelaksanaan tradisi Ronjok Sayak juga diiringi dengan doa-doa yang dipanjatkan selama proses pembakaran batok kelapa. 

2. Sulawesi Utara: Binarundak 

Binarundak (Instagram/@gempiindonesia)
Binarundak (Instagram/@gempiindonesia)

Binarundak merupakan tradisi khas dari Sulawesi Utara.  Tradisi ini berasal dari masyarakat Motoboi Besar dalam menyambut Lebaran. 

Baca Juga: 7 Ide OOTD Lebaran ala Dian Sastrowardoyo, Simpel Tapi Berkelas Lengkap dengan Harganya

Binarudak sendiri merupakan tradisi di mana masyarakat membuat atau memasak nasi jaha secara bersama-sama. Tradisi ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.

Nasi jaha sendiri merupakan makanan khas Sulawesi Utara  berbahan dasar beras dan dimasak dalam batang bambu. Makanan ini memiliki rasa gurih dari santan dan rasa hangat dari jahe jahe yang kuat.

Pembuatan Binarundak yang  dilakukan menyambut Lebaran dianggap sebagai bentuk syukur terhadap Allah SWT dan silaturahmi sesama umat.

3. Kalimantan Barat: Festival Meriam Karbit 

Meriam Karbit Pontianak. (Ist)
Meriam Karbit Pontianak. (Ist)

Kalimantan Barat punya tradisi Festival Meriam Karbit saat Lebaran Idul Fitri.

Meriam karbit sendiri dibuat menggunakan batang kayu laban dan dilubangi tengahnya, kemudian diisi dengan kalsium karbida atau biasa dikenal dengan batu karbit. Setelahnya, meriam disulut hingga akan meledekan batu dengan suara menggelegar.

Tradisi meriam karbit biasanya ditemukan di tepian Sungai Kapuas dan diledakkan tiga hari berturut-turut sebelum sebelum, saat, dan sesudah Lebaran. 

4. Yogyakarta: Grebek Syawal

Warga antusias ikuti Grebek Syawal yang digelar di beberapa titik di Yogyakarta pada Rabu (5/6/2019). [Suara.com/Rahmad Ali]
Warga antusias ikuti Grebek Syawal yang digelar di beberapa titik di Yogyakarta pada Rabu (5/6/2019). [Suara.com/Rahmad Ali]

Grebeg Syawal juga merupakan tradisi lebaran yang dilakukan di Yogyakarta. Ini merupakan tradisi di mana tumpukan yang menggunung berisi hasil bumi diiringi oleh pasukan Keraton Yogyakarta. 

Acara ini dilakukan pada saat menjelang 1 Syawal sebagai wujud syukur setelah melewati bulan Ramadan. Tradisi disebut telah dilaksanakan sejak abad ke-16 silam.

5. Lombok: Perang Topat

Tradisi Perang Topat di Pura Lingsar, Mataram, Lombok Barat, Senin (27/11/2023). [Suara.com/Buniamin]
Tradisi Perang Topat di Pura Lingsar, Mataram, Lombok Barat, Senin (27/11/2023). [Suara.com/Buniamin]

Perang Topat atau Perang Ketupat merupakan tradisi lebaran khas Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tradisi ini dilakukan setelah enam hari Idul Fitri di mana warga saling melempar ketupat. Tradisi ini dianggap sebagai simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.

6. Banten: Ngadongkapkeun

Ngadongkapkeun merupakan tradisi yang dilakukan setelah salat Idul Fitri di Banten. Ini merupakan ucapan persembahan doa sebagai rasa syukur yang dilanjutkan dengan sungkeman.

7. Riau: Batobo

Batobo adalah tradisi lebaran yang dilakukan saat perantau kembali ke kampung halamannya dengan disuguhi sambutan khusus. 

Tradisi dari Riau ini menyambut rombongan pemudik dengan diarak menggunakan rebana melintasi persawahan dan menuju tempat berbuka puasa bersama. Tradisi sering kali dijadikan ajang silaturahmi dan pelepas rindu antara para perantau dengan keluarga di kampung halamannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI