Bahaya! Teh Sosro, Teh Poci, Sariwangi dan Tong Tji Mengandung Mikroplastik Berbahaya

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 29 Maret 2025 | 14:06 WIB
Bahaya! Teh Sosro, Teh Poci, Sariwangi dan Tong Tji Mengandung Mikroplastik Berbahaya
Lima merek teh celup terlaris di Indonesia, Teh Sosro, Sari Wangi, Teh Poci, Tong Tji dan Sari Murni mengandung mikroplastik dalam jumlah besar. Diyakini bisa picu kanker. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian para ilmuwan di Indonesia menunjukkan hasil yang mengejutkan: 5 merek teh celup populer di Tanah Air mengandung mikroplastik yang berbahaya bagi tubuh. Di antara bahaya yang disebabkan oleh mikroplastik adalah kanker.

Penelitian yang dilakukan Ecological Observation and Wetlands Conservation atau Ecoton baru-baru ini menememukan bahwa Teh Sosro merupakan merek teh celup yang paling tinggi kandungan mikroplastik ketika diseduh.

Sementara di urutan kedua ada Teh Poci, disusul teh Sari Murni, lalu Sari Wangi dan Tong Tji.

Adapun dalam studi ini para peneliti hanya menguji kelima merek di atas karena kelimanya merupakan merek teh celup paling laku di Indonesia.

Dalam studi itu, masing-masing merek diuji dalam dua eksperimen. Pertama mereka dipanaskan di dalam air hingga airnya mencapai suhu 95 derajat Celcius. Sementara dalam eksperimen kedua, kantong-kantong teh dari lima merek itu dicelupkan ke dalam air bersuhu 95 derajat Celcius.

Hasilnya menunjukkan, dalam eksperimen pertama teh celup Sosro menghasilkan 1093 partikel mikropastik fiber, disusul oleh Teh Poci (1077), Sari Murni (1055), Sari Wangi (1013) dan Tong Tji (1009).

Lalu dalam eksperimen kedua, Sari Murni duduk di peringkat pertama penghasil mikropastik dengan 763 partikel, lalu Sari Wangi (720), Sosro (709), Tong Tji (692) dan Poci (641). 

Mikroplastik dari Kantong Teh Celup

Rafika Aprilianti, peneliti mikroplastik Ecoton, mengatakan mikroplastik berasal dari kantong teh celup. 

Baca Juga: Kasus Kanker Payudara Meningkat di 21 Negara Bagian AS, Wanita Muda Paling Berisiko?

“Kantong teh celup dapat melepaskan mikroplastik ke dalam teh karena ada proses pemanasan. Komposisi jenis plastik memengaruhi ketahanan plastik terhadap faktor-faktor eksternal seperti panas, cahaya UV, dan gesekan, yang pada akhirnya mempengaruhi seberapa mudah plastik tersebut berubah menjadi mikroplastik," terang Rafika, seperti dilansir dari Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI).

Ia mengatakan mikroplastik merupakan partikel asing bagi tubuh, yang ketika masuk ke dalam tubuh maka akan berdampak buruk bagi kesehatan, menyebabkan inflamasi, gangguan hormon bahkan kanker.

Ketika mikroplastik masuk ke dalam tubuh, partikel-partikel kecil ini dapat terserap di saluran pencernaan dan masuk ke dalam darah. Dari sana, mikroplastik dapat menyebar ke berbagai organ seperti otot, hati, ginjal, jantung, dan bahkan otak.

Orang Indonesia Paling Banyak Mengandung Plastik 

Sementara sebuah studi pada 2024 kemarin menunjukkan fakta yang mengejutkan: Indonesia adalah negara yang penduduknya paling banyak memiliki kandungan mikroplastik di tubuh.

Dalam studi ini para ilmuwan dari Cornell University di Amerika Serikat telah memetakan penyerapan mikroplastik oleh manusia, menunjukkan negara-negara di mana masyarakatnya tanpa sadar memakan dan menghirup partikel mikroplastik paling banyak.

Studi mereka mencakup 109 negara dari tahun 1990 hingga 2018, dan berfokus pada garis pantai utama dunia yang terkena dampak polusi plastik.

Para peneliti mengumpulkan data konsentrasi mikroplastik pada kelompok makanan seperti buah-buahan, sayuran, protein, sereal, produk susu, minuman, gula, garam, dan rempah-rempah.

Beberapa kriteria dipertimbangkan untuk menilai risiko, termasuk kebiasaan konsumsi penduduk setempat dan teknologi pengolahan makanan.

Dalam hal penyerapan makanan, peringkat teratas adalah Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan - setara dengan tiga kartu ATM.

Mayoritas partikel plastik tersebut berasal dari sumber perairan seperti makanan laut. Asupan makanan laut dalam jumlah besar di Indonesia memainkan peran penting dalam tingginya konsumsi mikroplastik. 

Mikroplastik, yang lazim ditemukan di sumber air, berdampak langsung pada makanan laut, menjadikannya sumber utama konsumsi.

Dibandingkan dengan konsumsi mikroplastik di Indonesia sebesar 15 gram per bulan, perkiraan Amerika Serikat jauh lebih rendah yaitu 2,4 gram. Sebaliknya, Paraguay, adalah negara dengan asupan mikroplastik terendah yakni sebesar 0,85 gram.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI