Suara.com - Fenomena langit gerhana matahari parsial sedianya akan terjadi pada hari Sabtu (29/3/2025). Gerhana matahari sendiri berarti peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan. Sedangkan gerhana matahari parsial merujuk pada hanya sebagian piringan matahari yang ditutupi oleh piringan bulan saat puncak gerhana terjadi.
Momen gerhana matahari ini semakin menyita perhatian karena beberapa hal. Satu, lantaran gerhana matahari terjadi tepat di penghujung bulan Ramadhan. Dua, karena gerhana matahari parsial ini dikenal juga dengan nama gerhana matahari “tanduk setan”.
Makna Gerhana Matahari ‘Tanduk Setan’
![Bulan purnama besar atau "Supermoon" terlihat dengan latar depan menara seluler di Padang, Sumatera Barat, Rabu (6/5) malam. [ANTARA FOTO]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/07/33082-supermoon.jpg)
Lantas apa maksud dan tujuan gerhana matahari itu dinamakan “tanduk setan”? Rupanya hal ini berkaitan dengan gerhana matahari yang terjadi bersamaan dengan fase supermoon.
Dilansir dari Science Alert, pada Sabtu (29/3/2025), bulan akan memasuki perigee, yaitu salah satu titik di orbit yang membuat bulan berada di posisi terdekat dengan Bumi. Fase ini dikenal juga dengan nama supermoon, biasanya ditandai dengan penampilan bulan yang tampak lebih besar di langit.
Menariknya, supermoon kali ini terjadi saat bulan memasuki fase baru sehingga bulan akan terlihat jauh lebih gelap. Selain itu, belahan Bumi bagian utara juga akan mengalami gerhana matahari parsial, sehingga saat bulan melintas di depan matahari, akan tampak bentuk menyerupai tanduk setan.
Jadwal Gerhana Matahari Tanduk Setan di Indonesia

Gerhana matahari tanduk setan merupakan salah satu dari sekian banyak jenis gerhana matahari yang bisa diamati dari Bumi. Gerhana matahari ini sendiri sebenarnya masuk kategori gerhana matahari parsial. Selain itu ada pula gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, hingga gerhana matahari hibrida.
Lalu apakah gerhana matahari tanduk setan ini akan dapat diamati dari Indonesia?
Baca Juga: Amalan Sholat Kafarat di Jumat Terakhir Ramadhan, Benarkah Bisa Jadi Pengganti Salat Seribu Tahun?
Sayangnya tidak, sebab gerhana matahari parsial ini diperkirakan terjadi mulai pukul 15.50.35 WIB sampai 19.43.36 WIB. Dengan kata lain, gerhana matahari terjadi saat Indonesia sudah memasuki waktu sore dan malam hari.
Tak hanya itu, bayang-bayang gerhana juga tidak melewati daratan Indonesia. Daerah yang bisa menyaksikan peristiwa gerhana matahari ini adalah sebagian besar area Samudera Pasifik, seluruh Greenland dan Islandia, sebagian kecil Amerika Utara, Eropa, Afrika, Asia Utara, serta sebagian kecil Amerika Selatan.
Gerhana Matahari di Bulan Ramadhan Pertanda Datangnya Imam Mahdi

Tak disangka, fenomena langit yang langka dan cantik ini juga memunculkan pertanyaan yang cukup mengejutkan, yakni apakah gerhana matahari di bulan Ramadhan adalah pertanda datangnya Imam Mahdi?
“Mengenai gerhana di bulan Ramadhan yang dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi, bagaimana pendapat Buya mengenai isu tersebut?”
Seperti itulah pertanyaan yang disampaikan salah satu jemaah Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya, sebagaimana dilihat di tayangan kanal YouTube Al-Bahjah TV unggahan 18 April 2023.
Buya Yahya lalu menerangkan, bahwa kedatangan Imam Mahdi adalah sesuatu yang pasti. “Menurut kita (Imam Mahdi) itu ada. Kata Baginda Nabi yang namanya sama dengan namaku, yaitu Muhammad bin Abdullah, dan itu akan dilahirkan dan datang,” jelas Buya Yahya, dikutip pada Sabtu (29/3/2025).
“Dan nanti akan menjadi imam salat bersama Sayyidina Isa A.S., Sayyidina Isa menjadi makmum. Itu adalah Imam Mahdi yang kita yakini,” imbuhnya.
Buya Yahya sendiri secara pribadi meyakini akan kedatangan Imam Mahdi. “Di dalam Kitab Sami’at kita hadirkan tentang itu, Imam Mahdi, kita masukkan salah satu tanda besar kiamat, semasa dengan turunnya Sayyidina Isa A.S.,” lanjutnya.
Namun Buya Yahya meminta umat Muslim untuk tidak meributkan kapan datangnya Imam Mahdi yang diyakini sebagai salah satu pertanda datangnya kiamat. Bagi Buya Yahya, yang terpenting adalah mengimani kedatangan Imam Mahdi sekaligus mempersiapkan untuk menghadapi hari kiamat kelak, alih-alih meributkan soal pertanda kedatangan Imam Mahdi.
“Imam Mahdi nggak usah dicari, nanti akan datang pada waktunya. Kalau Anda memang beriman kepada Allah, nanti akan menjadi pasukan Imam Mahdi. Enggak usah dicari-cari, nanti akan datang pada waktunya,” kata Buya Yahya.
“Kalau memang Anda punya iman dan kuat, nanti di saat Imam Mahdi datang Anda akan jadi pasukannya. Jangan mencari-cari cirinya, nggak, nggak perlu Anda cari. Kenapa mencari-cari Imam Mahdi?” tuturnya menambahkan.
Buya Yahya menyayangkan banyaknya dusta yang muncul karena orang sibuk mencari-cari pertanda kedatangan Imam Mahdi. Padahal Imam Mahdi yang sesungguhnya diriwayatkan tidak mengumbar-umbar dirinya.
“Jadi nggak usahlah Anda cari-cari Imam Mahdi. Yang penting Anda iman, selesai, sesuai dengan akidah yang kita yakini, sesuai dengan ilmu. Cukuplah belajar bagaimana Anda menjadi orang baik, beriman kepada Allah, selesai,” jelas Buya Yahya.
“Gerhana, bukan itu. Nanti akan datang, tanda-tanda kiamat akan diketahui nanti pada akhirnya. Enggak usah kita mencari, nggak usah kita nunggu gerhana, nggak usah, nanti akan datang pada waktunya. Kita bukan untuk menunggu-nunggu Imam Mahdi begitu, kita menyiapkan diri kita dengan keimanan. Jika pada waktunya nanti datang Sayyidina Isa, datang Imam Mahdi, kita akan menjadi pendukungnya,” pungkasnya.