Infografis
Suara.com - Setelah berpuasa Ramadhan selama satu bulan, umat Islam melaksanakan sholat Idul Fitri untuk merayakan kemenangan. Salah satu keistimewaan dalam sholat Idul Fitri adalah adanya takbir tambahan yang dilakukan sebanyak 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat kedua. Lantas, 7 kali takbir Idul Fitri baca apa?
Sebenarnya, tata cara sholat Idul Fitri tidak jauh berbeda dengan sholat fardu yang biasa dilakukan sehari-hari. Perbedaannya terletak pada jumlah takbir yang lebih banyak serta tidak adanya azan dan iqamah sebelum sholat dimulai.
Bacaan takbir ini memiliki makna mendalam sebagai ungkapan syukur dan pujian kepada Allah SWT. Bacaan ini cukup singkat dan mudah dipahami.
Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim memahami bacaan dan tata cara sholat Idul Fitri dengan baik agar bisa beribadah dengan maksimal di hari kemenangan.
Berikut adalah bacaan takbir 7 kali dalam sholat Idul Fitri serta tata cara pelaksanaannya, seperti menyadur dari laman NU Online dan sumber lainnya.
Bacaan Takbir 7 Kali dalam Sholat Idul Fitri
Saat melakukan takbir tujuh kali dalam rakaat pertama, dianjurkan membaca doa berikut setelah setiap kali mengucapkan "Allahu Akbar":
سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Baca Juga: Jangan Sampai Salah! Tata Cara Sholat Idul Fitri yang Benar, Lengkap dengan Bacaan
"Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar, wa la haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil azhim.”
Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada tuhan selain Dia, Allah maha besar, dan tiada daya serta upaya selain berkat pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."
Bacaan ini juga dianjurkan dibaca pada rakaat kedua saat melakukan takbir lima kali.
Tata Cara Sholat Idul Fitri
Berikut tata cara sholat Idul Fitri yang lengkap:
Rakaat Pertama
1. Niat sholat Idul Fitri
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى
Ushalli sunnatan li 'idil fithri rak'ataini (ma'muman/imaman) lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala."
2. Takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah
4. Takbir 7 kali
- Setelah doa iftitah, lakukan takbir tujuh kali dengan mengangkat tangan setiap kali takbir.
- Di antara takbir-takbir tersebut, dianjurkan membaca bacaan takbir seperti yang telah disebutkan di atas.
5. Membaca Surat Al-Fatihah
6. Membaca surat pendek (Dianjurkan membaca Surat Al-A’la)
7. Melanjutkan gerakan sholat seperti biasa
- Ruku'
- I'tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
Berdiri untuk rakaat kedua
Rakaat Kedua
1. Takbir 5 kali
- Setelah bangkit dari sujud, lakukan takbir sebanyak lima kali, dengan mengangkat tangan setiap kali mengucapkan takbir.
- Di antara takbir-takbir tersebut, dianjurkan membaca bacaan takbir seperti di atas.
2. Membaca Surat Al-Fatihah
3. Membaca surat pendek (Dianjurkan membaca Surat Al-Ghasyiyah)
4. Melanjutkan gerakan sholat seperti biasa
- Ruku'
- I'tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Berdiri untuk rakaat kedua
Setelah sholat selesai, jamaah disunnahkan untuk mendengarkan khutbah. Dalam khutbah pertama, khatib memulai dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua, takbir dilakukan sebanyak tujuh kali.
Sunnah Sebelum dan Sesudah Sholat Idul Fitri
Terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan sebelum dan sesudah sholat, antara lain:
1. Sunnah Sebelum Sholat Idul Fitri:
- Mandi dan memotong kuku
- Memakai pakaian terbaik dan menggunakan wewangian
- Makan terlebih dahulu sebelum ke masjid untuk sholat
- Mengumandangkan takbir hingga menjelang dimulainya sholat
2. Sunnah Setelah Sholat Idul Fitri:
- Melewati jalan yang berbeda dengan saat pergi sholat
- Saling mengucapkan "Taqabbalallahu minna wa minkum", yang artinya "Semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kalian."
Demikianlah informasi terkait 7 kali takbir Idul Fitri baca apa. Semoga bermanfaat dan selamat menyambut hari kemenangan.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
