Suara.com - Tanpa terasa bulan Ramadhan akan berlalu dalam hitungan hari. Sedianya sidang isbat untuk menentukan tanggal 1 Syawal 1446 Hijriah akan diadakan pada Sabtu (29/3/2025), sementara Idul Fitri diperkirakan jatuh pada Minggu (30/3/2025) atau Senin (31/3/2025).
Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan saat Hari Raya Idul Fitri tentu saja salat Idul Fitri alias salat Id. Salat ini dikerjakan dalam dua rakaat secara berjemaah serta ada khutbah setelahnya.
Tak hanya itu, salat Id umumnya didirikan di tanah lapang. Hal ini merupakan sunah dari ibadah tersebut, sekaligus dianjurkan karena mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW. Pemakaian tanah lapang diharapkan dapat menjangkau lebih banyak umat Islam untuk beribadah bersama.
![Umat muslim melaksanakan Salat Idul Fitri 1445 H di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (10/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/10/80785-salat-id-salat-idul-fitri-shalat-idul-fitri-di-jatinegara.jpg)
Lantas apa jadinya jika seorang Muslim terlambat bangun misalnya dan berujung terlambat atau tertinggal salat Id?
Hal inilah yang dibahas Ustaz Abdul Somad di video unggahan kanal YouTube Amar ma’ruf. “Pak Ustaz, bagaimana hukumnya apabila seseorang terlambat atau tertinggal dalam salat Id?” tuturnya membacakan pertanyaan dari jemaah, seperti dikutip pada Jumat (28/3/2025).
Pertanyaan ini tampaknya membuat Ustaz Abdul Somad tercengang, “Salat Id pun terlambat? Parah kawan ini ah,” celetuknya yang seketika membuat para jemaahnya tertawa terbahak-bahak.
Dijelaskan Ustaz Abdul Somad, seperti biasanya terlambat salat berjemaah, maka sebaiknya segera menyusul jika tertinggal saat salat Id. Jika makmum menyusul di tengah-tengah imam yang sudah takbiratul ihram, maka segera menyusul dan tidak perlu mengulangi takbir tersebut agar lengkap menjadi tujuh atau lima kali.
“Jadi kalau sampai ke tanah lapang, imamnya sudah takbir yang kelima, apakah makmum yang masbuk tadi mesti mengulang takbirnya? Tidak, karena takbir hukumnya sunah. Dia ikut aja berapa yang dapat,” kata Ustaz Abdul Somad.
“Bagaimana kalau dia datang, imamnya sudah tasyahud akhir?” imbuh Ustaz Abdul Somad. “Sudah hampir kebuka mulut imam (untuk salam penanda berakhirnya salat), masuk dia, maka dia habis salam itu tegak, dibuatnya takbir 7 dengan 5. (Salat) sendiri dia.”
Baca Juga: Bolehkah Menikahi Saudara Sepupu dalam Islam? Begini Hukumnya
Lalu bagaimana jika benar-benar terlambat mengikuti salat Id dan lapangan sudah kosong?
“Dicarinya tanah lapang lain yang belum salat. Kau dengar-dengar di mana masih ada yang belum salat, kau gas lah ke situ,” jelas Ustaz Abdul Somad.
“Ternyata seluruh Medan sudah salat, maka dalam Kitab Al-Umm induk fikih, ditulis oleh Imam Muhammad Idris asy-Syafi’i, meninggal tahun 204 Hijriah, kata Imam Syafi’i dalam Al-Umm boleh salat sendirian, tapi mazhab Hambali tidak setuju,” sambungnya.
Dengan kata lain, menurut mazhab Syafi’i, diperbolehkan untuk mendirikan salat Idul Fitri secara munfarid terutama untuk mereka yang musafir, misalnya masih dalam perjalanan mudik atau pulang kampung saat salat Id dimulai. Namun paham yang sama tidak dianut di mazhab Hambali.
Tata Cara Salat Idul Fitri
![Ilustrasi salat- Tata Cara dan Niat Salat Idul Fitri. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/12/13479-tata-cara-dan-niat-salat-idul-fitri.jpg)
Seperti ibadah-ibadah yang lain, salat Idul Fitri juga harus dikerjakan sesuai tata cara yang benar. Berikut adalah penjelasan selengkapnya:
Membaca Niat Salat Id
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَ
Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini (ma'mûman/imâman) lillahi ta'ala.
Yang artinya, “Aku niat salat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Salat Id tidak didahului dengan azan dan iqamah karena tidak disunahkan, tetapi cukup dengan menyerukan “ash-shalatu jami’ah”.
Takbiratul Ihram
Juga terdapat takbiratul ihram di salat id. Hanya saja berbeda dari salat yang lain, setelah membaca doa iftitah, disunahkan untuk kembali bertakbir sampai tujuh kali di rakaat pertama salat Id.
Di sela-sela tiap takbir dianjurkan membaca:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar kabira, wal hamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila
Yang artinya, “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
![Umat muslim melaksanakan Salat Idul Fitri 1445 H di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (10/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/10/35580-salat-id-salat-idul-fitri-shalat-idul-fitri-di-jatinegara.jpg)
Atau bisa juga membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar
Yang artinya, “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Membaca Al-Fatihah
Tahapan berikutnya adalah membaca surat Al-Fatihah dan dianjurkan diikuti dengan membaca surat Al-A’la. Gerakan setelah itu sama seperti salat yang lain.
Memasuki rakaat kedua disunahkan untuk takbir sebanyak lima kali seperti rakaat sebelumnya. Jangan lupa melafalkan bacaan sebagaimana dijelaskan di poin kedua. Setelah itu membaca Al-Fatihah dan diikuti dengan surat Al-Ghasyiyah lalu melanjutkan gerakan salat sampai selesai.
Setelah menunaikan salat, jemaah tidak disarankan untuk buru-buru pulang dan perlu mendengarkan khutbah Idul Fitri sampai selesai.