Mengenal Hayao Miyazaki: Pendiri Studio Ghibli 'Anti' AI, Kini Animasi Buatannya Laris di ChatGPT

Jum'at, 28 Maret 2025 | 16:02 WIB
Mengenal Hayao Miyazaki: Pendiri Studio Ghibli 'Anti' AI, Kini Animasi Buatannya Laris di ChatGPT
Hayao Miyazaki (IMDb)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini fenomena pembuatan gambar animasi ala Studio Ghibli menjadi viral di media sosial. Pasalnya pembuatan gambar animasi ini hanya memerlukan modal ChatGPT.

Sebagai gambaran, gambar-gambar animasi dengan sentuhan khas Studio Ghibli ini dihasilkan oleh kecerdasan buatan alias AI dengan memakai model GPT-4o terbaru. Model ini juga diklaim sebagai yang paling canggih.

Namun fenomena ini juga memicu pro dan kontra, terutama karena Hayao Miyazaki sang pendiri Studio Ghibli memiliki pandangan yang cukup keras terhadap penggunaan AI dalam menghasilkan karya seni. Tak heran jika warganet terutama di platform X menyikapi fenomena ini dengan perdebatan.

Pendapat Hayao Miyazaki soal AI dan Karya Seni

Hayao Miyazaki sang maestro yang berperan besar dalam keindahan karya-karya animasi Studio Ghibli pernah menyampaikan pendapat yang cukup keras terkait hasil karya seni memakai artificial intelligence atau kecerdasan buatan.

Hal ini terlihat saat Miyazaki bersama seorang petinggi Studio Ghibli menyaksikan buah karya Nobuo Kawakami, Charman DWANGO Co., Ltd., salah satu perusahaan media dan telekomunikasi di Jepang. Momen ini tampak diabadikan di video unggahan kanal YouTube Manhattan Project for a Nuclear-Free World pada 16 November 2016.

Kala itu Kawakami tampak mempresentasikan sejumlah gerakan yang dibuat oleh model AI. Tampak model AI dengan desain mengerikan itu bergerak di lantai dan diklaim dapat menjadi komponen yang cocok untuk animasi atau permainan bertema zombie.

“Dia (model AI) bergerak dengan memakai kepalanya,” ujar Kawakami. “Makhluk ini tidak memiliki rasa sakit, dan tidak dikonsep untuk melindungi kepalanya. Dia memakai kepalanya seperti kaki.”

“Gerakannya sangat mengerikan dan bisa diaplikasikan di permainan (bertema) zombie. Kecerdasan buatan bisa memberikan kita gerakan yang menyeramkan yang tidak bisa dipikirkan oleh manusia,” imbuhnya.

Baca Juga: Cara Membuat Foto Animasi Ghibli Pakai ChatGPT yang Lagi Viral

Hasil foto animasi Ghilbi dengan ChatGPT 4.0 [x.com/@ainunnajib]
Hasil foto animasi Ghilbi dengan ChatGPT 4.0 [x.com/@ainunnajib]

Namun Miyazaki menilai minimnya sentuhan manusia dalam karya tersebut malah menjadi nilai minus.

“Saya pernah bertemu dengan teman saya yang punya disabilitas. Dia bahkan kesulitan untuk mengangkat tangan dan melakukan high five. Lengannya kaku, sulit untuk mencapai saya. Kalau memikirkan kondisinya, rasanya saya sulit untuk melihat dan menikmati ini (model AI yang dibuat),” ucap Miyazaki.

“Siapapun yang membuat ini tidak paham tentang rasa sakit. Saya pribadi merasa jijik. Kalau Anda ingin membuat karya yang menyeramkan, silakan. Tapi saya berharap saya tidak pernah memakai teknologi ini dalam pekerjaan saya. Saya menilai ini seperti penghinaan untuk kehidupan manusia itu sendiri,” lanjutnya.

Di penghujung video, Miyazaki juga kembali melontarkan kekecewaannya terhadap AI. “Sepertinya kita sudah berada di akhir waktu,” katanya sambil konsisten membuat karya secara manual.

Profil Hayao Miyazaki

Hayao Miyazaki [siaran pers]
Hayao Miyazaki [siaran pers]

Terlepas dari pro dan kontra tentang pemanfaatan AI untuk membuat karya seni, kini gaya khas studio Ghibli yang dibuat Hayao Miyazaki malah dengan mudah dibuat memakai ChatGPT.

Hayao Miyazaki sendiri merupakan seorang sutradara karya animasi yang bekerja sama dengan rekan sejawatnya, Isao Takahata, serta produser Toshio Suzuki, untuk mendirikan Studio Ghibli.

Lewat tangan dinginnya, sejumlah karya animasi fenomenal telah diciptakan dan tentu saja meraih banyak penghargaan. Misalnya The Neighbor Totoro (1988), kemudian Princess Mononoke (1997), hingga Spirited Away (2001) yang mendapatkan Piala Oscar untuk Best Animated Feature.

Miyazaki adalah sineas kawakan yang dilahirkan di Tokyo, Jepang pada 5 Januari 1941. Selain memakai nama lahirnya, Miyazaki juga dikenal dengan nama Akitsu Saburo dan Teruki Tsutomu.

Lulusan Gakushuin University ini sudah malang-melintang di dunia animasi Jepang, seperti pernah bekerja untuk Toei Animation, A-Pro, Zuiyo Eizo, Nippon Animation, Tokyo Movie Shinsha, Topcraft, hingga mendirikan serta menjadi Honorary Chairman Studio Ghibli sejak tahun 1985.

Poster Animasi Ghibli "Ponyo" dan "My Neighbor Totoro" (Instagram/ @ghibliusa)
Poster Animasi Ghibli "Ponyo" dan "My Neighbor Totoro" (Instagram/ @ghibliusa)

Di Toei Animation inilah Miyazaki bertemu dengan Isao Takahata dan terus bekerja sama sampai sekarang. Lalu saat berkarier di Tokyo Movie Shinsha, Miyazaki berkesempatan menyutradarai film animasi panjang pertamanya bertajuk The Castle of Cagliostro (1979) yang merupakan bagian dari waralaba film animasi Lupin III.

Dari situlah karier Miyazaki menanjak, termasuk menyutradarai film-film animasi panjang dengan penilaian fantastis seperti Howl’s Moving Castle (2004), Ponyo (2008), serta The Wind Rises (2013). Miyazaki sempat mengumumkan pensiun, tetapi akhirnya kembali menelurkan karya yang meraih penghargaan bergengsi di Academy Awards, yaitu The Boy and the Heron (2023).

Terkait kehidupan pribadinya, Miyazaki diriwayatkan menikah dengan Akemi Ota pada tahun 1965 dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Goro Miyazaki (lahir Januari 1967) yang sekarang berkarier sebagai sutradara, serta Keisuke Miyazaki (lahir April 1969) yang bekerja sebagai perajin kayu.

Atas karya-karyanya yang fenomenal, Miyazaki sempat disebut sebagai “Godfather of Animation in Japan” oleh jurnalis BBC, Tessa Wong, pada tahun 2016. Namanya juga menjadi inspirasi banyak sineas dunia seperti James Cameron, Bong Joon-ho, serta Steven Spielberg.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI