Meskipun tidak secara langsung terkait dengan Lebaran, tradisi Hajat Laut merupakan salah satu warisan budaya yang masih dijaga oleh masyarakat nelayan di Pangandaran.
Upacara ini merupakan ungkapan syukur atas hasil laut yang melimpah dan permohonan keselamatan bagi para nelayan.

Hajat Laut biasanya diselenggarakan setiap tahun pada bulan-bulan tertentu yang dianggap sakral.
Tradisi ini menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam serta menjadi daya tarik wisata budaya yang unik di Pangandaran.
5. Konsumsi Ketupat sebagai Simbol Lebaran
Seperti halnya di banyak daerah lain di Indonesia, masyarakat Pangandaran juga memiliki tradisi mengonsumsi ketupat saat Lebaran.
Ketupat, yang terbuat dari beras yang dimasak dalam anyaman daun kelapa muda, melambangkan permintaan maaf dan penyucian diri.
Tradisi ini diyakini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-15 sebagai simbol pengakuan atas kesalahan dan harapan untuk kembali suci setelah menjalani ibadah puasa Ramadan.
Melalui berbagai tradisi tersebut, masyarakat Pangandaran tidak hanya merayakan Lebaran sebagai momen keagamaan, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi, melestarikan budaya lokal, dan mengungkapkan rasa syukur atas berkah yang diterima.
Baca Juga: Hingga Jumat Pagi, Sudah 60 Persen dari 2,1 Juta Kendaraan Pemudik Tinggalkan Jakarta
Keberagaman tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus.