Suara.com - Sungkeman menjadi salah satu tradisi yang identik dengan perayaan Lebaran atau Idul Fitri. Tradisi sungkeman sendiri umumnya dilakukan oleh anak kepada orang tuanya. Sudahkah kamu menyiapkan kata-kata sungkeman lebaran bahasa Jawa halus ke orang tua?
Mengutip laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sungkeman sudah ada sejak zaman Mangkunegara I. Merujuk laman resmi Puro Mangkunegaran, istilah 'sungkeman' bermakna menundukan kepala atau menunjukan rasa hormat kepada orang yang lebih tua.
Pada awalnya, tradisi sungkeman Lebaran berasal kebiasaan KGPAA Mangkoenagoro agar bisa bertemu orang-orang sekaligus menjadi cara untuk menghemat waktu dan tenaga usai shalat Idul Fitri. Selama sungkeman berlangsung, biasanya anak atau orang yang lebih muda akan menunjukan rasa hormat mereka dengan mencium tangan dan lutut ketika orang tuanya duduk.
Dalam pelaksanaannya, anak akan memohon maaf kepada orang tuanya dan memohon doa restu dengan Bahasa Jawa halus. Mengucapkan kata-kata sungkeman lebaran bahasa Jawa halus ke orang tua juga menunjukan rasa hormat dan santun, membersihkan hati sekaligus memperkuat hubungan.
Makna dan Tujuan Sungkeman
Secara lebih rinci, makna dan tujuan sungkeman adalah sebagai berikut:
1. Ungkapan Hormat
Sungkeman mencerminkan rasa hormat kepada orang tua, guru, maupun tokoh yang lebih tua.
2. Permohonan Maaf
Menjadi tradisi dan sering dilakukan saat Lebaran atau acara adat, sungkuman menjadi bentuk permintaan maaf dan restu.
Baca Juga: 30 Desain Kartu Ucapan Lebaran 2025 Online yang Bisa Diedit, Download Gratis!
3. Penyampaian Doa dan Restu